This is not Scam Alias Bukan Jebakan Batman

Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal

Search This Blog

Kamis, 23 Desember 2010

MANUSIA DAN LINGKUNGAN (ibd)


BAB I

PENDAHULUAN


 

  1. LATAR BELAKANG

Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan, sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan lingkungannya secara menyeluruh.

Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan ,perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positis maupun negatif.

manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia)sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia ambil. dan sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.


 

  1. TUJUAN


 

  • Memahami Pendalaman Mengenai Pengertian Manusia
  • Mengetahui Kondisi Lingkungan Yang Kondusif Bagi Manusia
  • Memberikan Gambaran Hubungan Manusia Dengan Lingkungannya
  • Mencegah Dampak-Dampak Negatif Dari Pengaruh Manusia Pada Lingkungannya
  • Menganalisis Sumber Alam Terkait Sebagai Kebutuhan Manusia Dan Mengklarifikasinya


 


 


 


 


 

BAB II

PEMBAHASAN

MANUSIA DAN LINGKUNGAN


 

  1. PENGERTIAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN


     

    1. Pengertian manusia

      Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam,mengalami kelahiran,pertumbuhan ,perkembangan ,dan mati ,dan seterusnya,serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik itu positif maupun negative.

    2. Pengertian lingkungan.

      Lingkungan adalah suatu media di mana makhuk hidup tinggal, mencari penghidupannya,dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balikdengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya,terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan rill.


       

  2. KORELASI ANTARA MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN


     

    1. Pengertian ekologi.

      Ekologi terdiri atas rumah tangga,dan logos yang berarti firman atau ilmu.jadi secara harfiah ekologi adalah ilmu kerumah tanggaan.ilmu ini mirip dengan ekonomi.

      Kita mengenal beberapa definisi untuk ekologi,misalnya:

  • Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusiadengan lingkungannya.
  • Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan kepadatan makhluk hidup.
  • Ekologi ialah Biologi Lingkungan.

    Bertolak dari definisi"Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya"maka kita dapat mengambil sudut pandang ekologi untuk membahas kajian manusia dan lingkungan dengan sokong oleh segi kepentingan manusia ,yaitu oleh manusia untuk manusia.

  1. Lingkungan hidup manusia.


     


    Manusia hidup,tumbuh,dan berkembang dalam lingkungan alam dan sosial-budayanya.Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosisten yakni,suatu unit atu satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosisten terdapat komponen abiotik pada umumnya merupakan factor lingkungan yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup diantaranya:

  • Tanah.
  • Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer.
  • Air.
  • Cahaya .
  • Suhu atau temperature.

    Sedangkan komponen biotic di antaranya adalah:

    • Produsen.
    • Konsumen.
    • Pengurai .

      Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktori berikut ini:

      • Rantai makanan.
      • Habitat .
      • Populasi.
      • Komunikasi.
      • Biosfer .


 


 

  1. PENGARUH MANUSIA PADA ALAM LINGKUNGAN HIDUPNYA


     

    Manusia sedikit demi sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya.

    Komunitas biologis di tempat mereka hidup.perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-kota,di bandingkan dengan di hutan rimba di mana penduduknya masih sedikit dan primitif.

    Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif ataupun negative.berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut,dan berpengaruh tidak baik karena dapat dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.


     


     


     

  2. SUMBER ALAM

    Sumber alam dapat di golongkan ke dalam dua bagian yakni:

  • Sumber alam yang dapat di perbaharui(renewable resources)atau di sebut pula sumber-sumber alam biotik.yang tergolong ke dalam sumber alam ini adalah semua makhluk hidup,hutan,hewan-hewan ,dan tumbuhan-tumbuhan.
  • Sumber alam yang tidak di perbaharui(nonrenewable resources) atau di sebut pula sebagai golongan sumber alam biotik.yang tergolong ke dalam sumber abiotik adalah tanah,air,bahan-bahan galian,mineral,dan bahan-bahan tambang lainnya.


     

    Sumber alam biotik mempunyai kemampuan diri atau bertambah,misalkan tumbuhan dapat berkembang biak dengan biji atau spora,dan hewan-hewan menghasilkan keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumber daya alam tersebut di katakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat di perbaharui.lain halnya dengan sumber daya alam abiotik yang tidak dapat memperbahrui dirinya .Bila sumber minyak,batu bara atau bahan-bahan lainnya telah habis di gunakan manusia,maka habislah bahan-bahan tambang tersebut.

    Sumber alam biotik dapat terus di gunakan atau di manfa'atkan oleh manusia,bila manusia menggunakannya secara bijaksana dalam penggunaan berarti memerhatikan siklus hidup sumber alam tersebut,dan di usahakan jangan sampai sumber alam itu musnah.Sebab, sekali suatu jenis species di bumi musnah,jangan berharap bahwa jenis tersebut dapat muncul kembali.seyogianya manusia menggunakan baik sumber daya biotik dan abiotik secara tepat dan bertanggung jawab.

  1. Penggunaan sumber-sumber Alam

    Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan.Manusia bergulat dan bersaing dengan species lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar di bandingkan organisme lainnya,terutama pada penggunaan sumber-sumber alamnya.

    Berbagai cara telah di lakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam berupa tanah,air,fauna,flora,bahan-bahan galian,dan sebagainya.


     

    1. Pertanian dan tanah
    2. Hutan
    3. Air
    4. Bahan tambang


 

  1. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG TIMBUL
    1. Masalah erosi dan banjir.
    2. Pencemaran lingkungan
      1. Pencemaran tanah
      2. Pencemaran air
      3. Pencemaran udara
      4. Pencemaran suara
    3. Kehutanan

      Usaha-usahayang di lakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi hutan antara lain:

      1. Melarang penebangan kayu tanpa ijin pemerintah(Departemen kehutanaan).
      2. Mencabut ijin perusahaan HPH yang melanggar peraturan.
      3. Menebang hutan secara selektif,
      4. Melakukan peremajaan tanaman.
      5. Melakukan rehabilitasi dan reboisasi areal hutan yang rusak,dan
      6. Melakukan penanaman di lahan keritis.


 

  1. IPTEK DAN KELESTARIAN HIDUP


     

    1. Pandangan baru terhadap lingkungan.

      Masalah lingkungan hidup sebenarnya bukan permasalahan yang baru.kerusakan lingkungan oleh aktivitas manusia yang makin meningkat,antara lain tercemarnya lingkungan oleh pestisida serta lembah industri dan transportasi,rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka,serta menurunnya nilai estetika alam,merupakan beberapa masalah lingkungan hidup.

      Pada tahun 1970-an,masalah lingkungan hidup makin meluas.hal ini berkaitan dengan meningkatnya atmosfer bumi sebagai akibat tidak terkendali nya efek rumah kaca.pemanasan gelobal pada tiga dekade akhir abad ke-20 telah menimbulkan:

      1. Peningkatan suhu,
      2. Perubahan iklim terutama curah hujan,
      3. Peningkatan intensitas dan kualitas badai,
      4. Kenaikan suhu serta permukaan air laut.


         

      Hal tersebut menyebabkan sebagian besar wilayah di dunia sering mengalami bencana.sementara itu,air hujan semkain asam sehingga merusak lahan pertanian,hutan dan biota lainnya.

      Pada saat yang sama,para ahli menemukan lapisan ozon di sekitar antatika.Lubang tersebut semakin besar dari tahun ke tahun,sehingga sinar ultra violet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk di bumi semakin banyak masuk ke treposter.


       


 


 


 

  1. Dampak perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan Teknologi,serta perubahan Sosial Ekonomi terhadap masalah lingkungan hidup


 

Manusia menciptakan teknologi dengan maksud agar hidupnya lebih mudah,praktis ,efisien dan tidak banyak mengalami kesulitan .namun ,tidak
jarang.Iptek justru menimbulkan masalah serius bagi kehidupan manusia.para petani mungkin sangat terbantu dengan kemajuan teknologi seperti traktor,alat penyemprot dan penyiram tanaman,dan berbagi jenis pastisida yang cukup ampuh untuk memberantas hama.namun di sisi lain penggunaan pastisida yang berlebihan juga menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup suatu ekosistem.jadi,jelas bahwa perkembangan dan penerapan Iptek tidak selalu membawa dampak positif,namun juga dampak negative.

 

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


 


 

  1. Kesimpulan


     

    Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya .


     

    Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri.


     

    Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.

  2. Saran

    Manusia perlu mengambil kebijakan-kebijakan terhadap lingkungan sebagai usaha untuk memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita sebagai manusia wajib menyadari bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang mengitari kita.

    Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.

 

Daftar Pustaka


 

http://www.google.com,

http://www.scrib.com


 


 


 

07.45 by Taufiq Affandi Simon · 0

Rabu, 22 Desember 2010

Ilmu Alamiah Dasar (Ekologi Lingkungan Hidup Ekosistem)


BAB I

Pendahuluan


 

  1. Latar Belakang

    Alam sekitar merupakan anugerah yang luar biasa yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada manusia agar mereka bisa memanfaatkannya kelangsungan hidup manusia di bumi. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya :

" Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu,... "(Q.S. Al-Baqarah : 29)

Kekayaan alam sekitar kita ini, merupakan warisan yang perlu kita lestarikan demi kelangsungan hidup organisme-organisme yang ada didalamnya. Akibat ulah tangan manusia yang merusak alam sekitar telah menimbulkan masalah lingkungan yang akan berdampak musnahnya organisme yang menempati suatu wilayah tersebut. disebutkan dalam Al-Qur'an:

Artinya :

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Q.S. Ar-Ruum : 41) Untuk itu, Mata Ilmu Alamiah Dasar dan pembahasan tentang Ekologi Lingkungan Ekosistem diberikan agar Mahasiswa mampu menumbuhkan rasa kepedulian terhadap alam yang semakin rusak dan tetap menjaga kelestarian alam sekitar.


 


 


 

  1. Rumusan Masalah

A. Apakah Pengertian Ekologi itu ?

B. Apasaja Ruang Lingkup dari Ekologi ?

C. Apa Azas - Azas dari Ekologi ?

D. Bagaimana Hubungan Interaksi Antar Komponen Ekologi ?


 

BAB II

PEMBAHASAN


 


 

  1. Pengertian Ekologi

    Ekologi adalah studi ilmiah tentang hubungan organisme hidup satu sama lain dan lingkungannya. Ekosistem ditentukan dengan web, komunitas, atau jaringan individu yang mengatur ke dalam hirarki diri terorganisir dan kompleks pola dan proses. Ekosistem menciptakan Komentar biofisik antara hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) komponen lingkungan yang menghasilkan dan mengatur siklus biogeokimia dari planet ini. Ekosistem menyediakan barang dan jasa yang mempertahankan masyarakat manusia dan kesejahteraan umum. Ekosistem yang didukung oleh keanekaragaman hayati di dalamnya Keanekaragaman hayati skala-penuh hidup dan proses, termasuk gen, spesies dan ekosistem membentuk garis keturunan yang mengintegrasikan ke dalam tata ruang kompleks dan regeneratif jenis, bentuk., Dan interaksi.

    Ekologi merupakan sub-disiplin biologi, yang mempelajari kehidupan. Kata "ekologi" ("oekologie") diciptakan pada tahun 1866 oleh ilmuwan Jerman Ernst Haeckel (1834-1919). Haeckel adalah seorang ahli zoologi, seniman, penulis, dan kemudian dalam kehidupan seorang profesor anatomi perbandingan [4] [5] filsuf Yunani Kuno, termasuk Hippocrates dan Aristoteles,. Berada di antara awal untuk merekam catatan dan pengamatan terhadap sejarah alami tanaman dan hewan; awal dasar-dasar ekologi modern. ekologi modern kebanyakan bercabang ilmu sejarah alam yang berkembang di akhir abad 19. risalah evolusi Charles Darwin dan konsep adaptasi seperti yang diperkenalkan pada tahun 1859 merupakan tonggak penting dalam teori ekologi modern.     Ekologi tidak identik dengan lingkungan, environmentalisme, sejarah alam atau ilmu lingkungan. Ekologi adalah berkaitan erat dengan disiplin biologis fisiologi, evolusi, genetika dan perilaku pemahaman. Sebuah dari bagaimana keanekaragaman hayati mempengaruhi fungsi ekologis merupakan area fokus penting dalam studi ekologi. Ekosistem mempertahankan setiap fungsi pendukung kehidupan di planet ini, termasuk pengaturan iklim, penyaringan air, pembentukan tanah, makanan, serat, obat-obatan, pengendalian erosi, dan banyak fitur alam lainnya nilai sejarah, spiritual atau ilmu pengetahuan.

    Ekologi berusaha untuk menjelaskan: kehidupan proses dan adaptasi distribusi dan kelimpahan organisme pergerakan material dan energi melalui hidup masyarakat perkembangan suksesi ekosistem, dan kelimpahan dan distribusi keanekaragaman hayati dalam konteks lingkungan.

2.2 Ekologi dalam Linkungan Hidup Ekosistem


    Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.[ Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

    Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.[ Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.

    Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.

    Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.

    Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

    Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

    Ekosistem beregenerasi setelah gangguan seperti kebakaran, pembentukan mosaik dari kelompok usia yang berbeda terstruktur di sebuah pemandangan. Foto adalah tahap serum berbeda dalam ekosistem hutan mulai dari pelopor menjajah sebuah situs terganggu dan jatuh tempo dalam tahap suksesi menuju hutan tua-pertumbuhan.

    Ekosistem terus-menerus dan secara teratur dihadapkan dengan berbagai fluktuasi lingkungan alam yang berbeda-beda transiently melalui ruang dan waktu Hal ini dapat memakan waktu ribuan tahun untuk proses ekologi untuk dewasa;. Rentang kehidupan-pohon, misalnya, dapat mencakup berbagai tahap suksesi. Proses ekologi diperpanjang lebih jauh melalui waktu sebagai pohon mati, busuk dan menyediakan habitat sebagai perawat kayu atau puing-puing kayu kasar. Wilayah suatu ekosistem dapat sangat bervariasi dari kecil ke besar. Sebuah pohon tunggal adalah konsekuensi sedikit klasifikasi ekosistem hutan, namun kritis yang relevan dengan organisme kecil yang hidup di dan di atasnya. Beberapa generasi dari populasi aphid dapat. Ada selama umur dari daun tunggal. Masing-masing kutu daun, pada gilirannya, dukungan masyarakat bakteri beragam. Pohon pertumbuhan adalah berkaitan dengan variabel situs lokal, seperti jenis tanah, kadar air, kemiringan tanah, dan penutupan tajuk hutan. Pengetahuan tentang sistem ini skala yang lebih kecil digunakan untuk mengklasifikasikan dan memahami pola-pola yang lebih besar dari organisasi dan proses yang span di lanskap hutan atau bahkan menambahkan hingga sistem global lebih kompleks, seperti iklim.

    Ekosistem ini, seperti yang kita mungkin menyebut mereka, adalah dari berbagai jenis dan ukuran yang paling besar. Mereka membentuk satu kategori dari sistem fisik beraneka ragam dari alam semesta, yang berkisar dari alam semesta secara keseluruhan ke atom.

    Konsep ekosistem pertama kali diperkenalkan pada tahun 1935 untuk menggambarkan habitat dalam biomes yang membentuk suatu keseluruhan yang terintegrasi dan sistem dinamis responsif memiliki keduanya kompleks fisik dan biologis. Dalam ekosistem terdapat hubungan yang tidak terpisahkan yang menghubungkan organisme dengan komponen fisik dan biologis lingkungan mereka yang mereka disesuaikan. Ekosistem adalah sistem adaptif kompleks di mana interaksi dari proses kehidupan membentuk pola-mengorganisir diri di skala waktu yang berbeda dan ruang. Bagian ini memperkenalkan bidang utama ekologi ekosistem yang digunakan untuk menanyakan, memahami dan menjelaskan pola yang diamati dari keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem di skala yang berbeda organisasi Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.

Ruang Lingkup dari Ekologi

Dalam kajian pembelajarannya, ekologi mempunyai beberapa ruang

lingkup yang meliputi:

1. Individu

Indivudu merupakan organisme tunggal.. seperti, seekor tikus, seorang manusia.

2. Populasi

Populasi adalah sekumpulan dari individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu.misalnya, populasi padi di sawah, populasi ikan di dalam kolam dsb.


 


 


 

3. Komunitas

Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang saling berinteraksi pada tempat dan waktu yang sama.misalnya, komunitas sawah, dan komunitas kolam.

4. Ekosistem

Ekosistem adalah kumpulan beberapa komunitas beserta lingkungan biotik dan lingkungan abiotik yang ada didalamnya.

5. Biosfer

Biosfer adalah kesatuan dari berbagai ekosistem, meliputi semua organisme dan lingkungannya yang berinteraksi untuk kelangsungan sistem pendayagunaan energi dan daur ulang materi.

6. Bioma

Bioma merupakan tempat yang luas yang didalamnya terdapat jenis-jenis mkhluk hidup.

2.3 Azas – Azas Ekologi

Komponen atau azas penyusun ekologi terdiri dari dua macam komponen yaitu :

1. Komponen Biotik

Yaitu komponen yang berupa makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam sebuah ekosistem tumbuhan berperan sebagai produsen dan hewan sebagai konsumen.

2. Komponen Abiotik

Yaitu komponen yang tak hidup, yang meliputi faktor fisik dan kimia. Seperti suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian, angin, dsb.

D. Interaksi Antar Komponen.

1. Interaksi Antar Organisme

Semua makhluk hidup selalu bergantung pada makhluk hidup yang lain, baik dengan individu sejenis, populasi maupun dengan suatu koomunitas. Interaksi antar organisme meliputi:

a. Netral

Netral adalah hubungan yang tidak saling menggaggu atau mempengaruhi satu sama lain. Contoh: ayam dengan sapi, tikus dengan serangga.

b. Predasi

Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa. Contoh: singa dengan kijang, kucing dengan tikus.

c. Parasitisme

Parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang hanya menguntungkan pihak lain dan pihak lain dirugikan.

Contoh: Plasmodium dengan manusia.

d. Komensalisme

Komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang tidak saling menguntungkan dan merugikan satu sama lain. Contoh: Anggrek dengan pohon yang ditumpanginya

e. Mutualisme

Mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan. Contoh: Rhizopus oryzae untuk pembuatan tempe.

f. Kompetisi

Kompetisi adalah hubungan antar makhluk hidup yang saling berkompetisi untuk kelangsungan hidup. Contoh : kompetisi macam dengan harimau untuk memperebutkan rusa.

2. Interaksi Antar Komponen Biotik Dengan Abiotik.

Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik membentuk suatu hubungan antara organisme dengan lingkungannya yang menyebabkan aliran energi dalam sistem tersebut, selain aliran energi juga terdapat keanekaragaman biotik serta siklus materi. Dengan adanya interaksi tersebut suatu ekosisitem dapat mempertahankan keseimbangannya.


 

BAB III

PENUTUP


 


 

  1. Kesimpulan

    Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

A. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan.

B. Ruang lingkup ekologi meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.

C. Azas-azas ekologi terdiri dari komponen biotik dan abioatik.

D. Interaksi antar komponen meliputi interaksi antara organisme dan interaksi antara komponen biotik dan abiotik yang membentuk ekosistem agar menjadi seimbang.


 


 

  1. Daftar Pustaka

    http://rendr4.wordpress.com/2009/08/12/pengertian-ekologi/

http://en.wikipedia.org/wiki/Ecology

Hutagalung RA. 2010. Ekologi Dasar. Jakarta. Hlm. 13-15

Begon, M.; Townsend, C. R.; Harper " first3= J. L. (2005). Ecology: From individuals to ecosystems. (4th ed.). Wiley-Blackwell. pp. 752. ISBN 1405111178.

http://translate.google.co.id/#submitp

Pendamping/Praweda/Biologi/Image/1-7e-2.jpg


 


 

06.15 by Taufiq Affandi Simon · 0

Ilmu Alamiah Dasar (Asal Usul Kehidupan)


BAB I

PENDAHULUAN


 


 

1.1 Latar Belakang

Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah manusia berasal dari kera atau tidak" muncul dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi sebelum membahas masalah ini, sebenarnya masih terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab oleh teori evolusi. Pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi.

Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: Kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan kehidupan.  

Kepercayaan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan sebenarnya sudah ada dalam bentuk kepercayaan takhayul sejak abad pertengahan. Menurut teori ini, yang disebut "spontaneous generation", tikus diyakini dapat muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat muncul "tiba-tiba dengan sendirinya secara kebetulan" dari daging. Saat Darwin mengemukakan teorinya, keyakinan bahwa mikroba dengan kemauan sendiri membentuk dirinya sendiri dari benda mati juga sangatlah umum.

Penemuan biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan ini. Sebagaimana perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya".Setelah Pasteur, para evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama terbentuk secara kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang dilakukan sepanjang abad ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan "secara kebetulan" sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan untuk membuatnya melalui proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata tidak mungkin.

Oleh karenanya, pertanyaan tentang bagaimana makhluk hidup pertama muncul telah menempatkan teori evolusi dalam kesulitan sejak awal. Salah satu tokoh utama pendukung teori evolusi tingkat molekuler, Prof. Jeffrey Bada, membuat pengakuan berikut ini: SPONTANEOUS GENERATION: TAKHAYUL ABAD PERTENGAHAN

Di antara kepercayaan takhayul yang diyakini masyarakat abad pertengahan adalah benda mati dapat memunculkan kehidupan dengan sendirinya secara tiba-tiba. Saat itu diyakini, misalnya, katak dan ikan terbentuk dengan sendirinya dari lumpur di dasar sungai. Di kemudian hari terungkap, hipotesis yang dikenal sebagai "spontaneous generation (kemunculan tiba-tiba)" ini adalah kebohongan belaka. Akan tetapi, di kemudian hari dengan skenario yang sedikit berbeda, kepercayaan ini dihidupkan kembali dengan nama "teori evolusi".

Saat ini, ketika kita meninggalkan abad keduapuluh, kita masih dihadapkan pada masalah terbesar yang belum terpecahkan pada saat kita memasuki abad keduapuluh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Asal usul kehidupan itu?

2. Bagaimana kehidupan muncul pertama kali di bumi?

1.3 Tujuan

Mengetahui tentang asal usul kehidupan dan mengetahui kehidupan yang muncul pertama kali di muka bumi.


 

BAB II

PEMBAHASAN


 


 

2.1 Asal Kehidupan Menurut Al-Qur'an

Pertanyaan: Allah, dalam beberapa bagian dari Quran menyatakan bahwa asal mula manusia adalah air dan di bagian lain dari Quran yang liat nya? Sepertinya kontradiksi? Silahkan mengklarifikasi kebingungan dalam masalah ini.

Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan mencari bantuan-Nya dan minta pengampunan-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan perbuatan jahat kita. Siapa Allah memilih untuk membimbing, tidak ada yang dapat menyesatkan dirinya dan menyesatkan siapa yang Dia memilih, tidak ada yang bisa membimbingnya. Aku bersaksi bahwa tidak ada memiliki hak untuk disembah kecuali Allah saja, tidak memiliki mitra, dan aku bersaksi bahwa (wa sallam 'alayhi' shallallahu (damai dan rahmat atasnya) (melihat)) Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

Adapun apa yang berikut: Sesungguhnya pidato yang paling benar adalah firman Allah dan petunjuk terbaik adalah petunjuk Muhammad (saw) dan yang paling buruk urusan adalah hal baru dan kebaruan setiap inovasi dan setiap inovasi akan sesat dan setiap akan sesat dalam Api (neraka). Aku meminta Allah untuk membimbing kita dengan yang layak - sesungguhnya Dia adalah salah satu yang mempunyai wewenang atas itu dan memiliki kekuatan untuk melakukannya.

Quran sangat canggih dan menyeluruh dalam menangani narasi kisah kehidupan pada berbagai tingkat pemahaman. Hal ini memiliki banyak lapisan pengetahuan dalam kalimat, yang dapat digali sebagai masyarakat dan ilmu pengetahuan menjadi cukup canggih untuk decipherer itu, memahami tanda-tanda dan menghargai keagungan dan kebijaksanaan Author nya. Hal ini membuat Quran universal dan berlaku sepanjang waktu, mengkonfirmasikan sebagai satu-satunya kitab abadi ditulis oleh perancang dan Pencipta alam semesta dan semua yang di dalamnya, semua yang mengelilinginya dan semua yang di luar itu.
Allah Says:

5 فلينظر الإنسان مم خلق

Sura 86 - At-Tariq [The Star Morning, The Nightcomer] ayat 5-5:
5. Sekarang mari kita manusia tetapi berpikir dari apa dia diciptakan!

Dalam orang ini mengingatkan dengan kelemahan jika asalnya dari mana ia diciptakan. Tujuan itu adalah untuk membimbing manusia untuk menerima (kenyataan dari) akhirat, karena siapa pun yang mampu memulai penciptaan, maka Dia juga mampu mengulanginya dengan cara yang sama.
Hal ini seperti yang Allah berfirman:

27. وهو الذي يبدأ الخلق ثم يعيده وهو أهون عليه وله المثل الأعلى في السماوات والأرض وهو العزيز الحكيم

Sura 30 - Ar-Room [Roma, The Bizantium] ayat 27-27:
27. Dia-lah yang mulai (proses) penciptaan, kemudian mengulanginya, dan bagi-Nya itu adalah yang paling mudah. Kepunyaan-Nya lah rupa loftiest (bisa kita pikirkan) di langit dan bumi, sebab Dia Maha Perkasa, penuh hikmat.

Pada kalimat ini, kita akan melihat bagaimana Allah alamat subyek dengan satu proposisi tunggal; menggambarkan kecanggihan dan besarnya, Pengetahuan Allah Kebijaksanaan dan Mulia. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.

Sebagai contoh, ketika Allah menyatakan dalam Quran bahwa Dia telah menciptakan semua makhluk hidup dari air, hal ini merujuk sebagai berikut:
1. Semua makhluk hidup berasal dari air, molekul dan mikroba, ini adalah awal sederhana dari semua organisme hidup dari tumbuhan ke hewan. Air adalah sebuah blok bangunan kehidupan, tanpa yang hidup tidak mungkin.

2. Semua organisme hidup dibangun dari batu bata sel, ilmu pengetahuan sekarang menegaskan bahwa 80% persen sel terdiri dari air dan 20% lainnya terdiri dari Karbon / materi.

3. Menurut pengetahuan dan kemajuan ilmiah hari ini, Kehidupan di kerajaan binatang dimulai dengan aktivitas seksual antara pasangan. Ini aktivitas seksual adalah untuk membantu transfusi cairan, (sperma) laki-laki dan perempuan (Telur). Sekali lagi, kita melihat bahwa kehidupan dimulai dari setetes air.

4. Akhirnya, tanah liat yang disebutkan dalam Quran merujuk pada materi yang kita kenal sebagai karbon, yang merupakan kain sel, yang membentuk tubuh fisik. Sel-sel seperti batu bata yang membentuk bangunan. Batu bata dapat digunakan untuk membangun rumah lumpur atau sebuah istana untuk raja. Dengan demikian, sel-sel membentuk organisme hidup terkecil sampai makhluk hidup terbesar kita tahu. Puting ilmu samping, jika Anda bertanya yang paling primitif dari masyarakat kita untuk mengumpulkan suatu zat dari tanah liat, Anda akan menemukan bahwa mereka akan mengumpulkan tanah, mereka kemudian akan mencampurnya dengan air untuk membuat lengket dan perekat seperti bahan yang akan digunakan untuk cetakan dan bentuk. Oleh karena itu apa yang mereka gunakan adalah air untuk menjaga setiap dan setiap butir tanah bersama-sama. Hal ini menggambarkan temuan ilmiah, bahwa karbon (tanah liat) dan air merupakan komponen dasar kehidupan.

5. Al Qur'an menjelaskan bagaimana Allah menciptakan Adam:      

26. ولقد خلقنا الإنسان من صلصال من حمإ مسنون

 Surah 15 - Al-Hijr [Al-Hijr, Stoneland, Kota Rocky] Ayat 26-26:
26. Kami menciptakan manusia dari tanah liat terdengar, dari lumpur dicetak menjadi berbentuk;

Juga:      

7. الذي أحسن كل شيء خلقه وبدأ خلق الإنسان من طين

8. ثم جعل نسله من سلالة من ماء مهين
  

    Sura 32 - As-Sajdah [The Sujud, Ibadah, Adorasi] ayat 7-8:
7. Dia-lah yang membuat segala sesuatu yang Dia telah menciptakan yang paling baik: Ia mulai penciptaan manusia dengan (tidak lebih dari) tanah liat,
8. Dan membuat keturunannya dari saripati sifat cairan hina:

Jadi jelas bahwa Allah menyatakan melampaui segala kebingungan dan kontradiksi itu, Adam diciptakan dari terdengar Clay (lumpur dicetak menjadi berbentuk), dan progeni dari esensi cair.

Kebingungan atau kontradiksi yang sesungguhnya tidak dalam Quran tetapi dalam keterbatasan pengetahuan dan pemahaman. Kita perlu mengembangkan rasa lebih baik dalam memahami sebelum pencarian kita untuk jawaban. Tentunya, jawaban ada di sana, tapi pertama-tama pertanyaan yang benar perlu bertanya, dan seperti yang kita tahu, mengajukan pertanyaan yang tepat memerlukan tingkat tertentu pengetahuan itu sendiri. Oleh karena itu seperti yang kita, manusia-makhluk, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan kita, kita menjadi lebih dan lebih sadar akan tanda-tanda Allah yang tidak dapat dipungkiri. Jadi secara alami kita bertanya dan pertanyaan diri kita untuk lebih memahami tujuan hidup kita, dan untuk memahami bahwa, asal-usul keberadaan kita.

Akuntansi Al-Quran tentang penciptaan kehidupan ini sejalan dengan pemikiran ilmiah modern tentang perkembangan alam semesta dan kehidupan di bumi. Muslim mengakui bahwa kehidupan yang dikembangkan oleh desain dan kehendak Allah, dan kekuasaan Allah dan kebebasan yang ada di balik itu semua. Deskripsi penciptaan dalam Al-Qur'an ditetapkan dalam konteks untuk mengingatkan para pembaca, keagungan Allah pengetahuan dan kebijaksanaan.
13
. ما لكم لا ترجون لله وقارا
14. وقد خلقكم أطوارا
15. ألم تروا كيف خلق الله سبع سماوات طباقا
16. وجعل القمر فيهن نورا وجعل الشمس سراجا
17. والله أنبتكم من الأرض نباتا

Sura 71 - [Nuh] Nabi Nuh Ayat 13-17:

13. "'Apa yang terjadi dengan Anda, tempat kamu tidak berharap Anda untuk kebaikan dan panjang-penderitaan kepada Allah, -

14. "'Melihat bahwa Dialah yang telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian?

15. "'Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit yang di atas yang lain,

16. "'Dan membuat bulan cahaya di tengah-tengah mereka, dan membuat matahari sebagai (Glorious) Lamp?

17. "" Dan Allah telah menciptakan kamu dari bumi tumbuh (bertahap),


 


 

2.2 KEBENARAN YANG NYATA: PENCIPTAAN

Ketika ilmu pengetahuan menghancurkan teori evolusi yang berusaha menjelaskan berbagai bentuk kehidupan sebagai perkembangan yang terjadi secara kebetulan, ini berarti ilmu pengetahuan menunjukkan adanya penciptaan sempurna di alam. Semua makhluk hidup muncul menjadi ada melalui penciptaan oleh Allah.

Teori evolusi menyatakan bahwa kehidupan adalah hasil karya peristiwa "kebetulan". Akan tetapi, seluruh bukti ilmiah yang telah diuraikan dalam buku ini menunjukkan ketidakbenarannya. Kehidupan diciptakan dengan rancangan yang terlalu sempurna untuk dapat diterangkan melalui peristiwa kebetulan. Kepercayaan terhadap peristiwa "kebetulan" ini lahir pada abad ke-19 ketika terdapat keyakinan bahwa makhluk hidup memiliki struktur sederhana. Kepercayaan ini kemudian terbawa sampai abad ke-20 untuk tujuan ideologis. Namun, kini masyarakat ilmiah mengakui betapa pernyataan ini ternyata tidak masuk akal, dan sejumlah besar ilmuwan mengakui kehidupan sebagai hasil karya Pencipta yang Maha Kuasa. Chandra Wickramashinge menggambarkan kenyataan yang dihadapinya sebagai ilmuwan yang selama bertahun-tahun telah diindoktrinasi untuk percaya pada mitos "kebetulan":

Sejak menjalani pelatihan pertama kali sebagai seorang ilmuwan, saya sungguh mengalami pencucian otak agar percaya bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat diselaraskan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan penciptaan sengaja. Gagasan ini harus dihilangkan dengan susah payah. Saat ini saya tidak dapat menemukan alasan rasional untuk membantah pandangan yang mengajak kepada Tuhan. Kita terbiasa dengan pikiran yang terbuka; sekarang kita menyadari bahwa satu-satunya jawaban masuk akal tentang kehidupan ini adalah penciptaan -dan bukan pengaturan secara acak dan kebetulan.

DARI SEL TUNGGAL HINGGA MANUSIA

Penciptaan manusia dalam rahim seorang ibu adalah sebuah keajaiban tersendiri. Penyatuan antara sperma dan sel telur menghasilkan satu sel hidup. Kemudian sel ini membelah dan memperbanyak diri. Sel-sel yang sedang membelah ini mulai membentuk sel-sel yang berbeda-beda jenisnya, mengikuti sebuah perintah rahasia. Sel-sel ini mengalami penyusunan dan pengaturan untuk membentuk tulang, mata, hati, pembuluh darah atau kulit. Setelah melalui proses yang sangat rumit ini, sebuah sel tunggal pada akhirnya berubah menjadi seorang manusia sempurna. Allah menyeru manusia agar memikirkan penciptaan ini:

"Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu." (QS. Al Infithaar, 82:6-8)

Seseorang tidak perlu mengunjungi laboratorium biokimia atau tempat-tempat penggalian fosil agar dapat melihat kebenaran yang sangat nyata ini. Siapa pun dapat melihat bukti penciptaan di segenap penjuru dunia mana pun dengan menggunakan hati nurani dan akalnya. Ia dapat dengan mudah menangkap hikmah, ilmu pengetahuan dan kekuasaan tak terbatas dari Penciptanya hanya dengan memikirkan bagaimana ia dapat tumbuh menjadi seorang manusia yang mampu membaca dan memahami baris-baris tulisan ini, padahal awalnya dia hanyalah setetes air (mani).

ASAL USUL TETUMBUHAN

Kehidupan di bumi dikelompokkan ke dalam lima (atau enam) kerajaan (kingdom) oleh para ilmuwan. Sejauh ini, kita telah memusatkan perhatian terutama pada kerajaan terbesar, yakni hewan. Pada bab-bab sebelumnya, kita membahas asal usul kehidupan itu sendiri, mempelajari protein, informasi genetis, struktur sel dan bakteri, masalah-masalah seputar dua kerajaan lainnya, yaitu Prokaryotae dan Protista. Namun, sampai di sini, masih ada masalah penting lain yang perlu kita perhatikan—asal usul kerajaan tetumbuhan (Plantae).

Kita mendapatkan gambar yang sama tentang asal usul tumbuhan seperti yang kita temui ketika mengkaji asal usul hewan. Tumbuhan memiliki struktur-struktur yang sangat rumit, dan mustahil struktur-struktur ini muncul karena pengaruh kebetulan dan berevolusi dari yang satu ke yang lain. Catatan fosil menunjukkan bahwa pelbagai kelas tumbuhan muncul tiba-tiba di dunia, dengan sifat-sifat khas masing-masing, dan tanpa didahului masa evolusi.


 


 

Asal Usul Sel Tumbuhan

Seperti sel-sel hewan, sel-sel tumbuhan termasuk ke jenis sel yang disebut "eukariotis." Ciri yang sangat khusus sel-sel ini adalah memiliki inti sel dan di dalam inti ini, terletak molekul DNA tempat informasi genetis dikodekan. Di sisi lain, beberapa makhluk bersel tunggal seperti bakteri tak memiliki inti sel, dan molekul DNA mengapung bebas di dalam sel. Jenis sel kedua ini disebut "prokariotis." Jenis struktur sel ini, dengan DNA bebas yang tidak terkurung di dalam inti, adalah suatu rancangan ideal bagi bakteri, karena memungkinkannya melakukan proses yang sangat penting—dari sudut pandang bakteri—yakni, proses pemindahan plasmida (alias pemindahan DNA antarsel).

Karena diharuskan menata makhluk-makhluk hidup menurut deretan "dari yang sederhana ke yang rumit," teori evolusi menganggap bahwa sel prokariotis itu sederhana, dan sel eukariotis berevolusi darinya.

Sebelum melangkah ke ketaksahihan pernyataan ini, akan bermanfaat untuk menunjukkan bahwa sel-sel prokariotis sama sekali tidak "sederhana." Suatu bakteri memiliki sekitar 2 ribu gen; setiap gen mengandung sekitar seribu huruf (rantai). Berarti, informasi di dalam DNA satu bakteri itu sekitar 2 juta huruf panjangnya. Menurut perhitungan ini, informasi itu setara dengan 20 buku cerita, masing-masing dengan 100 ribu kata. Setiap perubahan informasi dalam di kode DNA bakteri akan demikian merusak sampai-sampai meruntuhkan keseluruhan sistem kerja bakteri. Sebagaimana telah kita lihat, suatu kesalahan dalam kode genetis bakteri berarti bahwa sistem kerja akan salah berjalan—yakni, sel akan mati.

Di samping struktur yang peka ini, yang menolak perubahan coba-coba, fakta bahwa tidak ditemukan "bentuk peralihan" antara bakteri dan sel-sel eukariotis membuat pernyataan evolusionis tidak beralasan. Misalnya, evolusionis terkenal Turki, Profesor Ali Demirsoy, mengakui ketiadaan dalil bagi skenario bahwa sel-sel bakteri berevolusi menjadi sel-sel eukariotis, dan lalu menjadi organisme rumit yang tersusun dari sel-sel ini:

Salah satu tahap tersulit untuk dijelaskan di dalam evolusi adalah menerangkan secara ilmiah bagaimana organel-organel dan sel-sel rumit berkembang dari makhluk-makhluk sederhana ini. Tiada bentuk peralihan telah ditemukan di antara kedua bentuk. Makhluk-makhluk bersel tunggal dan banyak mempunyai semua struktur rumit ini, dan, dengan cara apa pun, belum ada makhluk atau kelompok telah ditemukan berorganel dengan susunan yang lebih sederhana atau lebih mendasar. Dengan kata lain, organel-organel yang dimiliki telah berkembang sebagaimana adanya. Organel-organel ini tak memiliki bentuk-bentuk sederhana dan mendasar.


 


 

2.3 Teori Asal Usul Kehidupan

Teori tentang asal-usul kehidupan yang pernah disusun oleh para ahli di antaranya:

Kita akan membahas teori no. 2 (teori generatio spontanea) dan teori no. 5 (evolusi biokimia).

Teori Generatio Spontanea

Disebut juga teori Abiogenesis pelopornya seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai abad kc 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerarni).

Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur.

Percobaan Redi dan Spallanzani masih belum dapat menumbangkan teori generatio spontanea karena menurut pendapat para pendukung teori tersebut bahwa untuk dapat timbul kehidupan secara spontan dari benda mati diperlukan gaya hidup dan gaya hidup pada percobaan Spallanzani dan Redi tidak dapat melakukan fungsinya karena stoples dan labu percobaan tersumbat rapat-rapat.

Pasteur mencoba memperbaiki percobaan Spallanzani dengan menggunakan tabung kaca berbentuk leher angsa atau huruf S untuk menutup labu walaupun labu tersumbat udara sebagai "sumber gaya hidup" dapat masuk ke dalam labu. Dengan percobaan ini Pasteur berhasil menumbangkan teori generatio spontanea

Evolusi Kimia

Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks.Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium.

Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai "halilintar" agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa.

Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.

Evolusi Biologi

Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan "soppurba" tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai "selaput sel primitif" yang memberi stabilitas pada koaservat.

Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat menghasilkan "organisme heterotrofik" yang dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari "sop purba" yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.

Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul, karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan inteligensia

Salah satu sifat asli Al-Quran, adalah bahwa untuk mengilustrasikan penegasan yang berulang-ulang tentang ke-Mahakuasaan Tuhan, Kitab tersebut merujuk kepada suatu keragaman gejala alam. Dalam hal sejumlah besar fenomena ini ia juga memberikan suatu uraian terinci tentang cara fenomena-fenomena itu berevolusi -penyebab-penyebab dan akibat-akibatnya. Kesemua rincian ini pantas untuk diperhatikan. Pernyataan-pernyataan yang dikandung oleh Al-Quran tentang manusia, adalah di antara yang paling mengejutkan saya ketika saya membaca kitab tersebut untuk pertama kalinya dalam bahasa Arab aslinya. Hanya yangaslinya sajalah yang bisa menjelaskan makna sejati pernyataan-pernyataan yang amat sering disalahterjemahkandisebabkan alasan-alasan yang disebut di atas.

Yang menjadikan penemuan-penemuan ini sangat penting adalahbahwa kesemuanya itu merujuk pada banyak pengertian yangbelum dikenal pada saat saat Al-Quran diwahyukan kepadamanusia dan yang -baru empat belas abad kemudian- terbuktisepenuhnya selaras dengan sains modern. Dalam konteks ini
sama sekali tak perlu mencari-cari penjelasan-penjelasanpalsu yang cenderung muncul di beberapa publikasi dan bahkandi dalam sejarah-sejarah ilmu kedokteran yang di dalamnyaMuhammad dianggap sebagai memiliki kemampuan-kemampuankedokteran (sebagaimana juga Al-Quran disebut-sebut sebagaimengandung resep-resep kedokteran, suatu gagasan yangsepenuhnya tidak tepat).


 


 

BAB III

PENUTUP


 


 

3.1 Kesimpulan

Hal yang penting adalah ilmu pengetahuan telah menegaskan kebenaran yang disaksikan oleh agama dari sejak awal sejarah hingga sekarang. Allah menciptakan alam semesta dan semua makhluk hidup di dalamnya dari ketiadaan. Dan Allah juga menciptakan manusia dari ketiadaan dan memberkatinya dengan tak terhitung sifat. Kebenaran ini telah disampaikan kepada manusia sejak zaman dahulu oleh para nabi, dan diungkapkan di dalam kitab-kitab suci. Setiap nabi telah mengabarkan kepada umatnya bahwa Allah menciptakan manusia dan semua makhluk hidup. Injil dan Al Qur'an keduanya mengabarkan tentang penciptaan dengan cara yang sama.

Di dalam Al Qur'an, Allah berfirman pada sejumlah ayat bahwa Dialah yang menciptakan alam semesta dan semua makhluk di dalamnya dari ketiadaan, dan menata semuanya tanpa cela. Pada ayat berikut, dinyatakan bahwa alam semesta dan apa-apa di dalamnya diciptakan:

Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang, (masing-masing) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah, Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al A'râf, 7: 54)

Sama seperti Allah menciptakan segala sesuatu yang ada, Dia juga menciptakan bumi yang kita huni saat ini, dan membuatnya mampu mendukung kehidupan. Fakta ini diungkapkan di dalam ayat-ayat tertentu:

Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung, dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rizki kepadanya. (QS. Al Hijr, 15: 19-20)

Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh, dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata. (QS. Qâf, 50: 7)

Ayat-ayat di atas menyampaikan bahwa semua tumbuhan diciptakan oleh Allah. Semua tumbuhan, baik yang diketahui maupun yang tidak, semua pohon, rumput, buah, bunga, rumput laut, dan sayuran diciptakan oleh Allah.

Dan hal yang sama pun berlaku untuk hewan. Semua jutaan spesies hewan yang hidup, atau pernah hidup, di bumi, diciptakan oleh Allah. Ikan, reptil, burung, mamalia, kuda, jerapah, bajing, rusa, burung gereja, elang, dinosaurus, paus, dan merak, semuanya diciptakan dari ketiadaan oleh Allah, Tuhan yang memiliki kemahiran dan pengetahuan tak terhingga. Penciptaan aneka ragam spesies makhluk hidup oleh Allah disebutkan dalam sejumlah ayat:

Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. An Nûr, 24: 45)

Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untukmu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya engkau makan. (QS. An Nahl, 16: 5)

Dan Allah menciptakan manusia dengan cara yang tepat sama. Hal ini diungkapkan di dalam Al Qur'an bahwa Adam, manusia pertama, diciptakan dari tanah, dan semua manusia selanjutnya muncul dari satu sama lain lewat sejenis cairan hina (mani). Lebih jauh lagi, manusia memiliki ruh yang ditiupkan ke jasadnya, tidak seperti spesies-spesies lain di bumi. Al Qur'an mengatakan yang berikut tentang kebenaran penciptaan manusia:

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya, dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). (QS. As Sajdah, 32: 7-8)


 

3.2 Daftar Pustaka

http://articles.challengeyoursoul.com/index.php?articleId=43&categoryId=9

http://www.harunyahya.com/indo/buku/menyanggah01.htm

http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&q=asal+usul+tumbuhan&aq=f&aqi=g2&aql=&oq=&gs_rfai=

Yunus, Rusman, dkk. Teori Drein dalam Pandangan Sains dan Islam, Depok, PRESTASI, 2006

Wattimena, Reza. Filsafat dan Sains, Jakarta, Grasindo, 2010


 


 


 


 


 

02.20 by Taufiq Affandi Simon · 7

Selasa, 14 Desember 2010

(Tasawuf) Fana’ wa Baqa’


BAB I

PENDAHULUAN


 


 

  1. Latar Belakang

        Dizaman sekarang, melihat keadaan yang ada di tanah air kita sendiri setelah merdeka, betapa hebatnya ombak gelombang hidup kebendaan dan tekanan hawa nafsu, banyaklah orang yang masih sehat fikiran dan hendak mencari kekuatan pada keteguhan rohani, pada hidup Kebatinan. Oleh karena hidup kerohanian, atau kebatinan, atau hidup itu adalah salah satu pandangan hidup yang terpenting pula dalam perkembangan Agama Islam dan amat besar pula pengaruhnya di Indonesia, dan sedikitnya pengetahuan orang tentang Ilmu Islam khususnya Taswuf dan cabang-cabangnya. Pembahasan Al-Fana wal Baqa' merupakan salah satu cara untuk member tahu orang yang belum tahu tentang hal ini. Abu Yazid al-Bustami, nama lengkapnya adalah Abu Yazid bin Isa bin Syurusan al-Bustami. Dia lahir sekitar tahun 200 H (813 M) di Bustam, bagian Timur Laut Persia. Di Bustam ini pula ia meninggal dunia pada tahun 261 H (875 M); dan makamnya masih ada hingga saat ini (Fariduddin al-Attar, 1979: 100). Makamnya yang terletak di tengah kota menarik banyak pengunjung dari berbagai tempat. Ia dikuburkan berdampingan dengan kuburan Hujwiri. Nasiri Khusraw dan Yaqut. Pada tahun 1313 M. Didirikan di atanya sebuah kubah yang indah oleh seorang Sultan Mongol, Muhammad Khudabanda atas nasehat gurunya Syekh Syafruddin, salah seoarang keturunan dari Bustam itu (Aboebakar Atjeh, 1984: 259).

        Abu Yazid adalah seorang tokoh sufi yang terkenal pada abad ketiga Hijriyah. Kakeknya Surusyan adalah seorang penganut agama Zoroaster, yang kemudian masuk Islam. Sedikit sekali orang mengetahui tentang sejarah hidupnya. Jika tidak ada pengarang seperti at-Attar, orang tidak mengenalnya sama sekali. Siapa Abu Yazid itu, beberapa catatan mengenai hidupnya hanya berupa anekdot-anekdot sufi belaka (Fariduddin al-Attar, 1979: 101-105). Sebelum Abu Yazid mempelajari tasawuf, ia belajar agama Islam menurut mazhab Hanafi. Kemudian ia memperoleh pelajaran tentang ilmu tauhid dan hakikat, begitu juga tentang ilmu tauhid dan hakikat, begitu juga tentang fana' dari Abu Ali Sindi. Dia tidak meninggalkan tulisan, tetapi pengikut-pengikutnyalah mengumpulkan ucapan/ajaran-ajarannya (Aboebakar Atjeh, 1984: 135-136).

        Abu Yazid adalah seorang zahid yang terkenal. Baginya zahaid itu adalah seoarang yang telah menyediakan dirinya untuk hidup berdekatan dengan Allah. Hal ini berjalan melalui tiga fase, yaitu zuhud terhadap dunia,

    zuhud terhadap akhirat dan zuhud terhadap selain Allah. Dalam fase terakhir

    ini ia berada dalam kondisi mental yang menjadikan dirinya tidak mengingat apa-apa lagi selain Allah. Abu Yazid merupakan seorang tokoh sufi yang membawa ajaran yang berbeda dengan ajaran-ajaran tasawuf sebelumnya. Ajaran yang dibawanya banyak ditentang oleh ulama Fiqh dan Kalam, yang menjadi sebab ia keluar masuk penjara. Meskipun demikian, ia memperoleh banyak pengikut yang percaya kepada ajaran yang dibawanya. Pengikut-pengikutnya menamakannya Taifur. Kata yang diucapkannya seringkali mempunyai arti yang begitu mendalam, sehingga jika ditangkap secara lahir akan membawa kepada syirik, karena mempersekutukan antara Tuhan dengan manusia. Memang dalam sejarah perkembangan tasawuf, Abu Yazid dipandang sebagai pembawa faham al-fana' dan al-baqa' serta sekaligus pencetus faham al-ittihād; dan A. J. Arberry menyebutnya sebagai "first of the 'intoxicated' sufis". (Orang pertama dari kaum sufi yang mabuk

    kepayang) (A. J. Arberry, 1979: 54).

        Apa yang dimaksud dengan al-fana', al-baqa' dan al-ittihād yang

    menjadi inti dari ajaran tasawuf Abu Yazid ini akan diuraikan pada bagian

    kedua berikut ini, yang disertai dengan beberapa penilaian orang dan analisa

    seperlunya. Terakhir, bagaian ketiga, akan dirumuskan beberapa kesimpulan.


     


     


     


     

    BAB II

    PEMBAHASAN


     


     

    1. Tokoh Al-Fana wal Baqa'

        Abu Yazid Thoifur bin Isa bin Surusyan al-Busthami. Lahir di Bustham yang terletak di bagian timur Laut Persi. Meninggal di Bustham pada tahun 261 H/874 M. Beliau adalah salah seorang Sulton Aulia, yang merupakan salah satu Syech yang ada di silsilah dalam thoriqoh Sadziliyah, Thoriqoh Suhrowardiyah dan beberapa thoriqoh lain. Tetapi beliau sendiri menyebutkan di dalam kitab karangan tokoh di negeri Irbil sbb:" ...bahwa mulai Abu Bakar Shiddiq sampai ke aku adalah golongan Shiddiqiah." (mistikus-sufi.blogspot.com/2008/03/abu-yazid-al-bustami.html, 27 Nopember 2010).

    Masa Remaja

        Kakek Abu Yazid al Busthami adalah seorang penganut agama Zoroaster. Ayahnya adalah salah satu di antara orang-orang terkemuka di Bustham. Kehidupan Abu Yazid yang luar biasa bermula sejak ia masih berada dalam kandungan. "Setiap kali aku menyuap makanan yang kuragukan kehalalannya" , ibunya sering berkata pada Abu Yazid, "engkau yang masih berada didalam rahimku memberontak dan tidak mau berhenti sebelum makanan itu kumuntahkan kembali". Pernyataan itu dibenarkan oleh Abu Yazid sendiri (mistikus-sufi.blogspot.com/2008/03/abu-yazid-al-bustami.html, 27 Nopember 2010).

        Setelah sampai waktunya, si ibu mengirimkan Abu Yazid ke sekolah. Abu Yazid mempelajari Al Qur-an. pada suatu hari gurunya menerangkan arti satu ayat dari surat Lukman yang berbunyi, "Berterimakasihlah kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu". Ayat ini sangat menggetarkan hati Abu Yazid. Abu Yazid meletakkan batu tulisnya dan berkata kepada gurunya, "Ijinkanlah aku untuk pulang,. Ada yang hendak kukatakan pada ibuku".
    Si guru memberi ijin, Abu Yazid lalu pulang kerumahnya. Ibunya menyambutnya dengan kata-kata,"Thoifur, mengapa engkau sudah pulang? Apakah engkau mendapat hadiah atau adakah sesuatu kejadian istimewa?"
    "Tidak" jawab Abu Yazid "Pelajaranku sampai pada ayat dimana Alloh memerintahkan agar aku berbakti kepadaNya dan kepadamu. Tetapi aku tak dapat mengurus dua rumah dalam waktu yang bersamaan. Ayat ini sangat menyusahkan hatiku. Maka wahai ibu, mintalah diriku ini kepada Alloh sehingga aku menjadi milikmu seorang atau serahkanlah aku kepada Alloh semata sehingga aku dapat hidup untuk Dia semata-mata".
    "Anakku" jawab ibunya "aku serahkan engkau kepada Alloh dan kubebaskan engkau dari semua kewajibanmu terhadapku. Pergilah engkau menjadi hamba Alloh (mistikus-sufi.blogspot.com/2008/03/abu-yazid-al-bustami.html, 27 Nopember 2010).

    Abu Yazid Albustami, nama kecilnya ialah Thaifur. Nama beliau sangat istimewa dalam hati kaum sufi seluruhnya. Bermacam-macam pula anggapan orang tentang pendirian Abu Yazid ini. Beliau pernah berkata : "Kalau kamu lihat seseorang sanggup melakukan pekerjaan keramat yang besar-besar, walupun dia sanggup terbang di udara, maka janganlah kamu tertipu, sebelum kamu lihat bagaimana dia mengikuti suruhan dan menghentikan dan menjaga batas-batas syari'at". Dengan perkataan beliau yang seperti ini jelaskan bahwasanya tasauf beliau tidaklah keluar dari garis syara'. Artinya tasauf yang senantiasa diukur dengan contoh teladan yang ditinggalkan Nabi dan tidak memilih jalan sendiri diluar agama. Tetapi, selain dari perkataan yang jelas dan terang itu, terdapat kata-kata Abu Yazid yang "ganjil" dan dalam, yang mserti hati-hati memahamkannya (HAMKA, Tasauf Perkembangan dan Pemurniannya, Pustaka Panjimas, Jakarta 1993, hal 93-94).

    1. Pengertian Al-Fana wa Baqa'


     

        Secara logawi, fana' berarti hancur, lebur, musnah, lenyap, hilang atau tiada; dan baqa' berarti tetap, kekal, abadi atau hidup terus (l;awan dari fana'). Fana' dan baqa' merupakan kembar dua dalam arti bahwa adanaya

    fana' menunjukkan adanya baqa'. Dalam istilah R. A. Nicholson dikatakan:

    "The complement and consummation of death to self (fana') is everlasting

    life in God (baqa')" (R. A. Nicholson, 1973: 214). Yakni, "Kelengkapan

    dan kesempurnaan dari leburnya pribadi (fana) ialah kehidupan abadi di

    dalam wujud Tuhan (baqa)". Hal ini memang dapat dilihat dari fahamfaham

    sufi berikut :

    - Jika seseorang dapat menghilangkan maksiatnya, yang akan tinggal ialah taqwanya.

    - Siapa yang menghancurkan sifat-sifat (akhlak) yang buruk, tinggal baginya sifat-sifat yang baik.

    - Siapa yang menghilangkan sifat-sifatnya, tinggal baginya sifat-sifat Tuhan. (Harun Nasution, 1973: 80)

        Dalam istilah tasawuf, fana' berarti penghancuran diri yaitu al-fana''an al-nafs. Yang dimaksud dengan al-fana' 'an al-nafs ialah hancurnya perasaan atau kesadaran seseorang terhadap wujud tubuh kasarnya dan alam sekitarnya (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-1-asmaran.-i).

    Al-Qusyairi tentang ini mengatakan :

        Fananya seseorang dari dirinya dan dari makhluk lain terjadi dengan hilangnya kesadaran tentang dirinya dan tentang makhluk lain itu……. Sebenarnya dirinya ada dan demikian pula makhluk lain ada. Tetapi Ia tidak sadar lagi pada mereka dan pada dirinya (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-1-asmaran.-i).

    Dr. Ibrahim Basyuni, setelah mengumpulkan beberapa definisi pengertian fana' ini sebagai berikut :

  • Fana, keadaan jiwa yang menghilangkan hubungan manusia dengan alam dan raganya, bukan menghilangkan wujud kemanusiaannya (Ibrahim Basyuni, t.th: 239).

Dalam hal pengertian fana' ini, di dunia tasawuf, kata Dr. Ibrahim Madkur berarti :

  • Teori yang pada kesimpulannya menjelaskan tentang hilangnya kesadaran dan perasaan pada diri dan alam sekitar, terhapusnya seorang hamba di dalam kebesaran Tuhan, sirnanya seorang hamba terhadap wujud diri-nya dan kekal (tinggal) di dalam wujud Tuhannya setelah melewati perjuangan dan kesabaran serta pembersihan jiwa (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-1-asmaran.-i.pdf).

Dan dalam masalah ini pula, Nicholson mengatakan : To Pass away from self (fana') is to realize that self does not exist, and that nothing exista except God (tauhid)" (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-1-asmaran.-i.).

    Sebenarnya dalam sepanjang sejarah tasawuf, istilah fana' kata Nicholson, memiliki beberapa tingkatan, aspek dan makna. Semuanya dapat

diringkaskan sebagai berikut :

a. Transformasi moral dari jiwa yang dicapai melalaui pengendalian nafsu dan keinginan.

b. Abstarksi mental dan berlakunya pikiran dari seluruh objek persepsi, pemikiran, tindakan dan perasaan; dan dengan mana kemudian memusatkan fikiran tentang Tuhan. Yang dimaksud dengan memikirkan Tuhan adalah memikirkan dan merenunggi sifat-sifat- Nya.

c. Berhentinya pemikiran yang dilandasi kesadaran. Tingkat fana yang tertinggi akan tercapai apabila kesadaran tentanag fana itu sendiri juga hilang. Inilah yang oleh para sufi dikenal "kefanaan dari fana" atau lenyapnya kesadaran tentang tiada (fana' al-fana') (R. A. Nicholson, 1975: 60-61). Selanjutnya, kata Nicholson, tahap terakhir dari fana' adalah lenyapnya diri secara penuh, yang merupakan bentuk permulaan dari baqa,

yang artinya berkesinambungan di dalam Tuhan (Nicholson, 1975: 61).

    Dengan demikian jelaslah bahwa dalam faham fana ini, materi manusianya tetap ada dan sama sekali tidak hilang atau hancur, yang hilang

hanya kesadaran akan dirinya sebagai manusia. Ia tidak merasakan lagi akan

eksistensi jasad kasarnya. Nicholson mengertikan faham ini sebagai: fana

the passing-away of the Sufi from his phenomenal existence, in volves baqa', the continuance of his real existence. He who dies to self lives in

God, and fana, the consummation of this death, marks the attainment or

baqa', or union with the divine life" Yakni, "Fana (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-1-asmaran.-i, 28 Nopember 2010).

    Sirnanya sufi terhadap wujud dirinya, masuk ke dalam baqa, kesinambungan wujudnya yang sebenarnya. Dia orang yang kelihatan pribadi, hidup bersama Tuhan, dan fana, kesempurnaan dari kematian (kehancuran) ini, menandakan tercapainya baqa, atau persatuan dengan kehidupan Ilahi" (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-1-asmaran.-i, 28 Nopember 2010).

    Al-Junaid, sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim Basyuni, menggambarkan fana' sebagai "sirnanya daya tangkap hati terhadap yang

bersifat indrawi karena menyaksikan sesuatu, maksudnya lenyap segala yang ada dihadapan serta segala sesuatu dari serapan indrawi sehingga tidak

ada sesuatu yang dapat diraba dan dirasakan" (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-1-asmaran.-i, 28 Nopember 2010).

    Abu Yazid al-Bustami, yang dalam sejarah tasawuf dipandang sebagai sufi pertama yang menimbulkan faham fana dan baqa ini mengartikan fana sebagai hilangnya kesadaran akan eksistensi diri pribadi

(al-fana' 'an al-nafs) sehingga ia tidak menyadari lagi akan jasad kasarnya

sebagai manusia, kesadarannya menyatu ke dalam iradah Tuhan, bukan

menyatu dengan wujud-Nya (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-1-asmaran.-i, 28 Nopember 2010).

Lebih jelas lagi faham ini tersimpul dalam kata-katanya :

- Aku tahu pada Tuhan melalui diriku, hingga aku hancur, kemudian aku tahu pada-Nya melalui diri-Nya maka akupun hidup.

Dan katanya pula :

- Ia membuat aku gila pada diriku sehingga aku mati; kemudian Ia membuat aku gila pada-Nya, dan akupun hidup, ………..aku berkata : Gila pada diriku adalah kehancuran dan gila pada-Mu adalah kelanjutan hidup. (Harun Nasution, 1973: 81)

    Jadi kalau seoarang sufi telah mencapai al-fana' 'an al-nafs, yaitu kalau wujud jasmaniah tidak ada lagi yaitu kalau wujud jasmaninya tidak ada lagi (dalam arti tidak disadarinya lagi) maka yang akan tinggal ialah wujud rohaninya dan ketika itu dapatlah ia bersatu dengan Tuhan. Dan kelihatannya persatuan denngan Tuhan ini terjadi langsung setelah tercapainya al-fana' 'an al-nafs (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-1-asmaran.-i, 28 Nopember 2010).

    Konsep fana' merupakan tahapan awal yang berarti meleburkan diri. Dari kata faniy, fana atau al-fana' yang artinya hacur, hilang (disappear, perish, annihilate). Kalau seorang sufi ingin mencapai tingkat ittihad, maka tahapan al-fana' ini merupakan bagian yang tidak dapat ditinggalkan oleh seorang sufi. Sedangkan makna yang dimaksud dari al-fana ini adalah menghilangkan segala yang berbentuk materi maupun sifat-sifat perbuatan jahat atau kemaksiatan. Setelah perbuatan buruk hilang, maka tinggallah yang sifat-sifat yang baik (http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-1-asmaran.-i, 28 Nopember 2010).

    Sementara konsep al-baqa' adalah kelanjutan dari pengertian al-fana yang berarti 'tetap', terus hidup (to remain persevere). Jadi kalau sesuatu yang tetap dan memiliki substansi yang sangat esensial. Sesuatu yang esensial adalah bagian apa sesungghunya ada pada diri Tuhan itu. Jadi konsep baqa' dalam hal ini merupakan sesuatu sifat baik.
Untuk memahami lebih lanjut, dikatakan nahwa pengertian al-fana di sini bagi sufi adalah keinginan untuk menghancurkan diri (al-fana al-nafs) baik yang berbentuk perasaan maupun yang bersisifat fisiologis (tubuh kasar). Sebagaimana penjelasan Qusyairi yang dikutip Harun Nasutian berikut ini:
"Fana seseorang dari diriya dan dari makhluk lain terjadi dengan hilangnya kesadaran tentang dirinya dan tentang makhluk lain itu…. Sebenarnya dirinya tetap ada dan demikian pula makhluk lain itu ada, tetapi ia tak sadar lagi pada mereka dan pada dirinya."

    Sehingga untuk menuju ke Tuhan perlu al-fana' an al-nafs yakni kalau wujud jasmaniahnya tak ada lagi (dalam arti tak disadarinya lagi), maka akan tinggal (baqa') wujud rahaniahnya saja, dan ketika itu pula ia dapat bersatu dengan Tuhan(http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-1-asmaran.-i, 28 Nopember 2010).

  1. Konsep Al-Fana wal Baqa' di Mata Syariat

Abu Yazid Albustami, nama kecilnya ialah Thaifur. Nama beliau sangat istimewa dalam hati kaum sufi seluruhnya. Bermacam-macam pula anggapan orang tentang pendirian Abu Yazid ini. Beliau pernah berkata : "Kalau kamu lihat seseorang sanggup melakukan pekerjaan keramat yang besar-besar, walupun dia sanggup terbang di udara, maka janganlah kamu tertipu, sebelum kamu lihat bagaimana dia mengikuti suruhan dan menghentikan dan menjaga batas-batas syari'at". Dengan perkataan beliau yang seperti ini jelaskan bahwasanya tasauf beliau tidaklah keluar dari garis syara'. Artinya tasauf yang senantiasa diukur dengan contoh teladan yang ditinggalkan Nabi dan tidak memilih jalan sendiri diluar agama. Tetapi, selain dari perkataan yang jelas dan terang itu, terdapat kata-kata Abu Yazid yang "ganjil" dan dalam, yang mserti hati-hati memahamkannya (HAMKA, Tasauf Perkembangan dan Pemurniannya, Pustaka Panjimas, Jakarta 1993, hal 93-94).

BAB III

PENUTUP


 


 

  1. Kesimpulan

    Dalam sejarah perkembangan tasawuf, Abu Yazid al- Bustani dipandang sebagai pencetus tahun fana', baqa' dan ittihad, fana ' dan baqa' merupakan kembar dua dalam pencapaian ittihad. Dengan katalain, ittihad itu barutercapai setelah melewati fana dan baqa.
Fana' yang dimaksudkan disini ialah hilangnya kesadaran akan ujud dirinya (al-fana 'an nafs ) dan ujud alam sekelilingnya (al-fana 'an al-
Khaluq) hingga ia (sufi) tidak tahu bahwa dirinya dalam keadan fana' (al-fana 'an Allah). Kerena seluruh aktivitas dan kesadarannay terkonsentrasi pada Allah, maka ia larut dalam kesadaran Allah (al-fana fi
Allah) dan akhirnya pada saat itu yang ada dalam perasaannya hanyalah Allah (al-baqa bi Allah). Dalam keadaan demikian ia merasa dirinya telah bersatu dengan Allah (ittihad) Ittihad sebagai pengalaman sufistik haruslah dikaji dalam konteks kejiwaan, ia memiliki beberapa cirri yang harus diperhatikan oleh pengkajian tasawuf. Pro kontra faham ittihad harus dilihat dari sudut ini.

Beberapa ciri pengalaman sufistik itu adalah:

1. tidak bisa diungkap kepada orang yang belum mampu atau belum siap menerimanya.

2. memberikan pencerahan dan kesadaran baru yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan nalar intelik.

3. pengalaman seperti itu hanya terjadi sebentar, paling lama hanya berlangsung dua jam.

4. terjadi kepasifan total dimana perasaannya butuh kedalam kesadaran terhadap sesuatu yang menguasai dirinya.

Pengalaman misik tertinggi memeng mengahasilkan situasi kejiwaan yang disebut ekstase. Dalam khazanah kaum sufi', ekstase itu sering dilukiskan sebagai keadaan mabuk kepayang oleh minuman kebenaran (al-Haqq) yang memabukkan. Bahkan untuk mereka minuman yang memabukkan itu tidak lain ialah apa yang mereka namakan dlamir
al-sya'n, yaitu kata "an" yang berarti "bahwa" dalam kalimat syahadath pertama asyhadu al lailaha illa Allah (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah). Pelukisan ini untuk menunjukkan betapa intensenya mereka menghayati tauhid, sehingga mereka menyadari apapun yang lain selain Dia yang Maha Ada.

Daftar Pustaka


 


 

(http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-asmaranas-584-    1-asmaran.-i, 28 Nopember 2010).

HAMKA, 1993. Tasauf Perkembangan dan Pemurniannya, Pustaka     Panjimas,     Jakarta

mistikus-sufi.blogspot.com/2008/03/abu-yazid-al-bustami.html,

    27 Nopember 2010

06.53 by Taufiq Affandi Simon · 0