This is not Scam Alias Bukan Jebakan Batman

Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal

Search This Blog

Sabtu, 31 Desember 2011

Seandainya Saya Menjadi Anggota DPD RI


Indonesia,, apa yang terjadi dengan Indonesia saat ini,, Musibah, Kekacauan, Kebohongan Publik, Korupsi, Kolusi, Nepotisme, Hedonisme, Konsumtive, Suap dan lain sebagai nya. Apa kita harus bangga? Cinta? 
berkacalah kawan!! 

Kami tidak perlu rakyat yang kaya.. tapi kita hanya butuh rakyat yang peduli sesama. jujur dan bertanggungjawab. itulah potret rakyat indonesia. Batang kayu kering tergeletak dijalan, bisa tumbuh subur di ladang kami, dunia segala rasa itulah negara kami, surganya rempah-rempah, bukit emas yang berserakan, itulah negara kami, INDONESIA.

Ketika anda adalah orang yang paling kaya yang dikaruniai harta yang banyak sehingga mampu berkeliling dunia, Anda kunjungi satu persatu negara-nagara yang ada didunia. Kemudian ada seorang yang bertanya pada anda mengenai kunjungan anda. " Negara mana yang paling anda sukai selama anda berkunjung?" saya pastikan anda dengan yakin menjawab " tidak ada yang sesubur indonesia, tidak ada makanan yang se lezat indonesia, tidak ada air yang segratis indonesia, tidak ada orang yang se ramah indonesia, tidak ada orang yang seunik indonesia.

Apa yang salah dengan negara ini?
Kita punya orang-orang yang mewakili harapan kita, yang mengumpulkan segala aspirasi kita, mereka adalah orang-orang yang seharusnya takut akan tanggung jawabnya sendiri, tapi buktinya banyakdari kita berambisi akan posisi tersebut. Apakah Anda tahu apa yang diucapkan khalifah Umar bin Abdul Aziz ketika beliau terpilih menjadi khalifah? " Beliau berucap " Innalillahi wa inna lillahi roji'un" (Red: ucapan ketika terjadi musibah), Beliau merasa takut akan tanggung jawab itu. bukan malah bangga karena harta yang akan didapat, derajat yangterpandang atau rumah dinas yang mewah.

Seandainya ada orang yang berkesempatan dan berpikir Seandainya Saya Menjadi Anggota DPD RI dan berwatak seperti Khalifah Umar bin Abdul Aziz, akan sangat hebat negara kita, akan sangat maju negara kita, bangkit adalah sebuah kepastian.

Tapi perlu disikapi lagi, ketika proses perekrutan DPD RI itu sendiri penuh kebohongan, yang mencuri uang dari uang yag haram, membuat dia supaya terpilih menjadi anggota DPD RI, maka sudah sepantasnya Indonesia menanggung semua tingkah laku mereka.

Dilihat dari segi fungsi yang ada, aspirasi apa yang sudah diwujudkan anggota DPD RI atas rakyatnya, pikirkan sendiri. Kalau saya boleh berkomentar, sekarang ini, yang lebih berperan dalam aktifitas yang ada di Indonesia adalah Media sosial, disadari atau tanpa disadari.

Jadi, kita perlu 1000 orang seperti Khalifah Umar bin Abdul Aziz buat membangkitkan Indonesia.
all about making money in twitter,blogger and internet

01.52 by Taufiq Affandi Simon · 3

Kamis, 22 Desember 2011

Konsep Pendidikan Naquib Al-attas



Biografi Syed Muhamad Naquib Al-Attas
Syed Naquib Al-Attas dilahirkandi Bogor, Jawa Barat pada tanggal 5 September  1931. Pada waktuIndonesia berada di bawah kolonialisme Belanda. Bila dilihat dari garis  keturunannya,Al-Attas termasuk orang yang beruntung secara inhern. Sebab dari kedua  belah pihak, baik pihak ayah maupun pihakibu merupakan orang-orang yang berdarah biru.  Ibunya yang asli Bogor itu masih keturunanbangsawan Sunda. Sedangkan pihak ayah masih  tergolong bangsawan diJohor. Bahkan mendapat gelar sayyed yang dalam tradisi Islam orang yang mendapat gelartersebut merupakan keturunan langsung dari Nabi Muhammad.[1] (Daud, 2003)
Dari pihak bapak, kakek Syed Muhamad Naquibyang bernama Syed Abdullah Ibn  MuhsinIbn Muhamad Al-Attas adalah seorang wali yang pengaruhnya tidak hanya terasa di Indonesia, tetapi juga sampai ke negeriArab. Muridnya, Syed Hasan Fad'ak, kawan  Lawrence of Arabia, dilantik menjadi penasihatagama Amir Faisal, Saudara Raja Abdullah  dari Yordania. Neneknya, Ruqayah Hanum, adalahwanita Turki berdarah aristokrat yang  menikahdengan Ungku Abdul Majid, adik Sultan Abu Bakar Johor (w.1895) yang menikah  dengan adik Ruqayah Hanum, Khadijah, yangkemudian menjadi Ratu Johor.[2]
Di sini ia kemudian melanjutkan pendidikan disekolah Al-Urwatul-Wutsqa,  Sukabumiselama lima tahun. Di tempat ini, Al-Attas mulai mendalami dan mendapatkan  pemahaman tradisi Islam yang kuat, terutamatarekat. Hal ini bisa dipahami, karena saat itu,  di Sukabumi telah berkembang perkumpulantarekat Naqsabandiyah.[3]
Setelah perang dunia II pada tahun 1946Al-Attas kembali ke Johor untuk merampungkan pendidikannya, pertama di bukitZahrah School kemudian di English  College.Setelah menamatkan sekolah menengah pada 1951, Al-Attas mendaftar di Resimen  Melayu sebagai kader dengan nomor 6675.Al-Attas dipilih oleh jenderal Sir Gerald Templer ketika itu menjabat sebagaiBritish High Commisioner di Malaya, -untuk mengikuti  pendidikan militer pertama di Eton Hall,Chester, Wales, kemudian di Royald Military  Academy, Sandhurst, Inggris (1952-1955).Selama di Inggris, dia berusaha memahami aspek aspek yang mempengaruhi semangatdan gaya hidup masyarakat Inggris. Ketika di  Sandhurst, dia membina persahabatan denganbeberapa orang peserta pendidikan yang lain,  satu diantaranya adalah Syarif Zaid ibnSyakir, keponakan Raja Hussein dari Yordania yang  kelak akan menjadi Kepala Militer kemudianPerdana Menteri Yordania.[4]
Terusik oleh panggilan nuraninya untukmengamalkan ilmunya yang telah  diperolehnyadi Sukabumi, sekembalinya ke Malaysia Al-Attas memasuki dunia militer  dengan mendaftarkan diri sebagai tentarakerajaan dalam upaya mengusir penjajah Jepang.  Dalam bidang kemiliteran ini Al-Attas telahmenunjukkan kelasnya, sehingga atasannya  memilih dia sebagai salah satu pesertapendidikan militer yang lebih tinggi. Dia belajar di berbagai sekolah militerdi Inggris. Bahkan ia sempat mengenyam pendidikan akademi  militer yang cukup bergengsi di Inggris.
Setelah Malaysia merdeka (1957), Al-Attasmengundurkan diri dari dinas militer dan  mengembangkan potensi dasarnya yakni bidangintelektual. Untuk itu, Al-Attas dapat masuk  Universitas Malaya selama dua tahun. Al-Attastelah menulis dua buku ketika di Universitas  Malaya, buku yang pertama adalah RangkaianRuba'iyat, termasuk diantaranya adalah karya  sastra pertama yang dicetak Dewan Bahasa danPustaka, Kuala Lumpur pada 1959. buku  yangkedua, yang menjadi karya klasik, adalah some aspect of shufism as Understoodand  practiced among the Malays, yangditerbitkan Lembaga Penelitian Sosiologi Malaysia pada  tahun 1963, sedemikian berharganya buku yangkedua ini sehingga tahun 1959 pemerintahan  Kanada melalui Canada Councill Fellowship,memberinya beasiswa selama tiga tahun,  terhitungsejak tahun 1960, berkat kecerdasan dan ketekunannya, dia dikirim oleh pemerintah Malaysia untuk melanjutkan studi diInstitute of Islamic Studies, McGill University, Canada.  Dalam waktu yang relatif singkat, yakni1959-1962, ia memperoleh gelar Master dengan  tesis Al-Raniriy and the Wujudiyah of the 17Century Aceh. Dia sangat tertarik dengan  praktik sufi yang berkembang di Indonesia danMalaysia, sehingga wajar bila tesis yang  diangkat adalah konsep wujudiyah Al Raniry.Salah satunya adalah dia ingin membuktikan  bahwa Islamisasi yang berkembang di kawasantersebut bukan dilaksanakan oleh kolonial  Belanda, melainkan murni dari upaya umat Islamsendiri.
Belum puas dengan pengembaraan intelektualnya,Al-Attas kemudian melanjutkan  studi keSchool of Oriental and African Studies di Universitas London. Disinilah dibawah  bimbingan Profesor Arbery dan Dr.Martin Lings, seorang profesor asal Inggris yang  mempunyai pengaruh besar dalam diri Al-Attaswalaupun hanya terbatas pada tataran  metodologis.Selama kurang lebih dua tahun (1963-1965), dengan bimbingan Martin Lings,  Al-Attas menyelesaikan kuliahnya danmempertahankan disertasinya yang berjudul The  Mysticism of Hamzah Fanshuri dengan nilai yangsangat memuaskan. Disertasi tersebut  merupakankarya terpenting dan komprehensif mengenai Hamzah Fansuri, sufi terbesar atau  bahkan sangat kontroversial di dunia Melayu.
Al-Attas kembali ke Malaysia pada tahun 1965,termasuk hanya beberapa orang  malaysiayang memperoleh gelar Doctor of Philosophy dan yang mendapatkannya dari  Universitas London, sekembalinya ke Malaysia,Al-Attas dilantik menjadi ketua Jurusan  sastradi Fakultas kajian Melayu Universitas Malaya, Kuala Lumpur. Dari tahun 1968sampai  pada 1970, dia menjabat sebagaiDekan Fakultas Sastra di kampus yang sama.
Memasuki tahapan pengabdian kepada Islam,Al-Attas memulai dengan jabatan di  jurusanKajian Melayu pada Universitas Malaya. Hal ini dilaksanakan tahun 1966-1970. Di sini dia menekankan arti pentingnyakajian sejarah Melayu, sebab mengkaji sejarah Melayu  dengan sendirinya juga mendalami prosesIslamisasi di Indonesia dan Malaysia. Karya-karya pujangga Melayu banyak yangberisi ajaran-ajaran Islam terutama tasawuf. Pada tahun 1970, dalamkapasitasnya sebagai salah seorang pendiri senior Universitas kebangsaanMalaysia (UKM), tidak bisa terlepas dari peranannya. Karena Al-Attas sangat  intensif dalam memasyarakatkan budaya Melayu,maka bahasa pengantar yang digunakan  dalamUniversitas tersebut adalah bahasa Melayu. Hal ini, oleh Al-Attas dimaksudkanagar d samping melestarikan nilai-nilai keislaman juga menggali akar tradisiintelektual Melayu  yang sarat dengannilai Islam. Bahkan pada pertengahan tahun 70-an Al-Attas menentang  keras kebijaksanaan pemerintah yang berupayamenghilangkan pengajaran Bahasa Melayu  (Jawi),di pendidikan dasar dan lanjutan Malaysia. Sebab, dengan penghilangan tersebut  berarti telah terjadi penghapusan saranaIslamisasi yang paling strategis.
Al-Attas sendiri yang telah merancang danmendesain bangunan kampus ISTAC  tahun1991, pada tahun 1993 ia diminta menyusun tulisan klasik yang unik untukkehormatan Al-Ghazali. Pada tahun 1994, dia diminta menggambar auditorium danmasjid ISTAC  dengan lengkap dan dekorasiinterior yang bercirikan seni arsitektur Islam yang dikemas  dalam sentuhan tradisional dan gayakosmopolitan.
Al-Attas sendiri yang telah merancang danmendesain bangunan kampus ISTAC  tahun1991, pada tahun 1993 ia diminta menyusun tulisan klasik yang unik untukkehormatan  Al-Ghazali. Pada tahun 1994,dia diminta menggambar auditorium dan masjid ISTAC  dengan lengkap dan dekorasi interior yangbercirikan seni arsitektur Islam yang dikemas  dalam sentuhan tradisional dan gayakosmopolitan.
Banyak sarjana lokal dan asing serta berkunjungyang kagum dengan keseriusan dan  cita-citaISTAC yang telah dituangkan Al-Attas dalam desain bangunannya. Gulzar Haider,  Profesor arsitektur terkenal dari UniversitasCarleton Ontario, Kanada, yang selama beberapa  tahun ikut mendiskusikan rencana pembangunanISTAC dengan Al-Attas, telah melihat  sketsadan desain ISTAC yang dibuat Al-Attas beserta miniaturnya. Katanya, kemampuan  imajinsi Al-Attas sangat baik dalam memilihdan menyusun kalimat dalam setiap tutur  katanya.[5]
Peranan dan posisi di Malaysia, Al-Attasmerupakan seorang pakar yang handal. Dari  tahun 1970-1984, dia dipilih menjadi ketuaLembaga bahasa dan Kesusasteraan Melayu di  Universitas Kebangsaan Malaysia. Kemudian iapenah menjabat sebagai Ketua Lembaga Tun  Abdul Razak untuk Studi Asia Tenggara (TunAbdul Razak Chair of South East Asian  Studies)di Universitas Ohio, Amerika untuk periode 1980-1982. Sejak tahun 1987, dia  menjadi pendiri ISTAC (International Instituteof Islamic Tough and Civilization) Malaysia,  sekaligus menjadi rektornya.[6]
Konsep Serta Kontribusinya terhadapp DuniaPendidikan
Corak pendidikan yang diinginkan oleh Islamialah pendidikan yang mampu membentuk "manusia yang unggul secaraintelektual, kaya dalam amal, serta anggun dalam moral dan kebijakan".Untuk meraih tujuan ini diperlukan suatu landasan filosofis pendidikan  yang sepenuhnya berangkat dari cita-citaal-Qur'an tentang manusia. Oleh karena itu,  pemikiran tentang pembaruan pendidikan Islamharuslah terlebih dahulu memperjelas kerangka filosofisnya itu.
Pada persoalan kurikulum keilmuan misalnya,selama ini pendidikan Islam masih  seringhanya dimaknai secara parsial dan tidak integral (mencakup berbagai aspek  kehidupan), sehingga  peran pendidikan Islam di era global sering hanya difahami sebagai  pemindahan pengetahuan (knowladge) dannila-nilai (value) ajaran Islam yang tertuang  dalam  teks-teks agama,  sedangkan  ilmu-ilmu social (Social Science) danilmu-ilmu alam  (Nature Science) dianggappengetahuan yang umum. Padahal Islam tidak pernah  mendikotomikan(memisahkan  dengan tanpa terikat) antarailmu-ilmu agama  dan umum.  Semua ilmu dalam Islam dianggap pentingasalkan berguna bagi kemaslahatan umat manusia.
Dalam Islam dikenal dua sistem pendidikan yangberbeda  proses dan tujuannya.  Pertama, sistem pendidikan tradisional yanghanya  sebatas mengajarkan pengetahuanklasik  dan kurang perduli terhadapperadaban teknologi modern,  inisering  diwarnai corak pemikiran timurtengah. Kedua, sistem pendidikan modern yang diimpor dari barat yang  kurang memperdulikan keilmuan Islam klasik.Bentuk ekstrim dari bentuk kedua ini berupa  Universitas Modern yang sepenuhnya sekuler dankarena itu, pendekatannya bersifat non-agamis (dalam konsepnya Dewesternisasi).Para alumninya sering tidak menyadari warisan ilmu klasik dari tradisi mereka  sendiri.
Dapat dirasakan bahwa selama ini ada sesuatu yangkurang beres dalam dunia  pendidikanIslam dari segi konsep (kurikulum, proses, tujuan) dan aktualisasinya. Oleh  karena itu perlu adanya rekonseptualisasi,reformulasi, reformasi, rekontruksi/penataan  kembali di dalamnya. Hal ini amat perludilakukan, dan sebenarnya ini sudah disadari dan  diupayakan oleh para pemikir Muslim, terbuktidengan diadakannya beberapa kali konferensi  mengenai pendidikan Islam tingkatinternasional.
Konferensi internasional mengenai pendidikanIslam diselenggarakan sebanyak  enam  (6) kali di beberapa Negara yang berpendudukmayoritas muslim. Yakni Mekkah(1977),  Islamabad(1980), Dakka (1981), Jakarta (1982), Kairo (1982), Amman (1990).[7]Dalamkonferensi tersebut, dibahas berbagai persoalan mendasar tentang  problem yang dialami pendidikan Islam. Jugamencari rumusan yang tepat untuk mengatasinya.
Menurut Al-attas, Islam itu harus selalu memberarah terhadap hidup kita, agar umat Islam terhindar dari serbuan pengaruhPemikiran Barat dan Orientalis yang menyesatkan. Disamping itu, al-Attassebagai penggagas Islamisasi Ilmu sebalum al-Faruqi, berpendapat bahwa perlunyaditimbulkan kesadaran terhadap ilmu dan pendidikan dunia Islam.[8] (Badaruddin, 2007)
Gagasan besarnya tentang Islamisasi ilmupengetahuan telah disambut positif oleh para cendikiawan muslim dunia, bahkanIsmail Raji al-Faruqi kemudian membahasnya dalam satu buku penuh.
Konsep pendidikan Islam memang menarik untukdidiskusikan dan dibahas secara mendalam, walaupun hal itu beberapa kali telahdiangkat menjadi tema kajian oleh beberapa  tokoh pemikir. Di hadapan dunia akademis,tema-tema seperti itu terkesan sudah “sangat  sering”, namun dinamika pemikiran intelektualselalu tidak pernah puas dan final akan kajian  yang serupa.
Omar Muhammad al-Toumy al-Syaebani, misalnyamengartikan pendidikan Islam  sebagaiusaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan  kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alamsekitarnya melalui proses kependidikan,  perubahanitu dilandasi dengan nilai-nilai Islam, sehingga dapat dipahami bahwapendidikan  Islam itu merupakan satuproses yang tidak hanya menyangkut transfer ilmu, akan tetapi  bagaimana menjadikan manusia makhluk berakhlakdengan akhlak yang baik serta dari hasil  pendidikan itu dapat membantu kehidupan diridan kemasyarakatannya dengan berlandasan  ajaran Islam.
Pendidikan dapat diartikan sebagai upayamenjadikan manusia sebagai khalifatullah fi  Ardh yang tetap dalam keadaanmenghambakan diri kepada Allah (‘Abdullah). Islam sebagai agama yang sangatmemperhatikan masalah pendidikan Menginginkan corak pendidikan yang mampumembentuk "manusia yang unggul secara intelektual, kaya dalam amal, serta anggundalam moral dan kebijakan".
Hubungan antara keduanya bersifatorganis-fiingsional; pendidikan berfungsi sebagai  alat untuk mencapai tujuan Islam, dan Islammenjadi kerangka dasar pengembangan  pendidikanIslam, serta memberikan landasan sistem nilai untuk mengembangkan berbagai  pemikiran tentang pendidikan Islam. Faktoragama tampaknya memang tak dapat dipisahkan dari hubungannya dengan perilakumanusia, baik secara individu maupun secara  kelompok. Manusia mempunyai kebutuhankeagamaan yang instrinsik yang tidak dapat  dijelaskan melalui sesuatu yang mengatasinyadan yang diturunkan dari kekuatan-kekuatan  supranatural. Meskipun pendidikan merupakansuatu tindakan (action) yang diambil oleh  suatu masyarakat, kebudayaan, atau peradabanuntuk memelihara kelanjutan hidupnya  (survival).
Tanpa pendidikan dapat dipastikan bahwa manusiasekarang tidak berbeda dengan  generasimanusia masa lampau. Karena itu, secara ekstrim dapat dikatakan bahwa maju  mundur atau baik buruknya peradaban suatumasyarakat atau bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana proses pendidikan yangdijalani oleh masyarakat bangsa tersebut. Hal itu  dikarenakan, pendidikan merupakan sebuahpenanaman modal manusia untuk masa depan  dengan membekali generasi muda dengan budipekerti yang luhur dan kecakapan yang tinggi. Pendidikan Islam menurut Al-Attasadalah pengenalan dan pengalaman yang secara  berangsur-angsur ditanamkan dalam dirimanusia,  tentang  tempat-tempat yang tepat dari  segala sesuatu di  dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa sehingga membimbing  ke  arahpengenalan dan  pengakuan  tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan  kepribadian. Jadi, pendidikan itu hanya untukmanusia saja.[9]
Pemaparan konsep pendidikan Islam dalampandangan al-Attas lebih cenderung menggunakan istilah (lafad) ta'dib, daripadaistilah-istilah lainnya.. Sekalipun istilah tarbiyah dan ta’lim telah mengakardan mempopuler, ia menempatkan ta'dib sebagai sebuah konsep yang dianggap lebihsesuai dengan konsep pendidikan Islam. Dalam beberapa penjelasan kata ta'dibsebagaimana yang menjadi pilihan al-Attas, merupakan kata (kalimat) yangberasal  dari kata addaba yang berartimemberi adab, atau mendidik.
Dalam pandangan al-Attas, dengan menggunakanterm di atas, dapat dipahami bahwa  pendidikanIslam adalah proses internalisasi dan penanaman adab pada diri manusia. Sehinggamuatan substansial yang terjadi dalam kegiatan pendidikan Islam adalahinteraksi  yang menanamkan adab. Sepertiyang diungkapkan al-Attas, bahwa pengajaran dan proses  mempelajari ketrampilan betapa pun ilmiahnyatidak dapat diartikan sebagai pendidikan  bilamana di dalamnya tidak ditanamkan‘sesuatu’.
Berkaitan dengan defmisi pendidikan, Al-Attasmelihat bahwa saat ini telah terjadi  perusakanbahasa-bahasa Islam di masing-masing wilayah Islam, yang sebagiannya merupakanusaha sekularisasi, lewat topeng modernisasi, yang mungkin saja terjadi tanpa  sepenuhnya disadari pelaku-pelakunya. Dalamkonteks ini, apa yang perlu dilakukan adalah  re-Islamisasi bahasa-bahasa tersebut. [10](Al-Attas M. N., 1995) Oleh karena itu termpendidikan dalam bahasa Arab,  menjadisalah satu objek kajian yang akan menjadi pembicaraan Al-Attas. Term-term  tersebut adalah tarbiyah, ta'lim, dan ta'dib.Pembahasan term-term tersebut memiliki  implikasiyang signifikan terhadap pandangan Al-Attas mengenai konsep ilmu, tujuan  pendidikan, dan manusia sebagai sebuah sistem.
Penjelasan secara filosofis mengenai term-termtersebut dijelaskan oleh Syed  MuhamadNaquib Al-Attas, sekaligus memuat pandangannya mengenai hakikat pendidikan menurutIslam, dalam pandangan Syed Muhamad Naquib Al-Attas.
Salah satu konsep pendidikan yang dilontarkanNaquib, seperti ditulis dalam The  EducationalPhilosophy and Practice of Syed Muhammad Naquib Al-Attas (1998), yaitu  mengenai ta'dib. Dalam pandangan Naquib,masalah mendasar dalam pendidikan Islam  selamaini adalah hilangnya nilai-nilai adab (etika) dalam arti luas. Hal ini terjadi,kata  Naquib, disebabkan kerancuan dalammemahami konsep tarbiyah, ta'lim, dan ta'dib.  Naquib cenderung lebih memakai ta'dib daripadaistilah tarbiyah maupun ta'lim.  Baginya,alasan mendasar memakai istilah ta'dib adalah, karena adab berkaitan eratdengan  ilmu. Ilmu tidak bisa diajarkandan ditularkan kepada anak didik kecuali orang tersebut  memiliki adab yang tepat terhadap ilmupengetahuan dalam pelbagai bidang.
Sementara, bila dicermati lebih mendalam, jikakonsep pendidikan Islam hanya  terbataspada tarbiyah atau ta'lim ini, telah dirasuki oleh pandangan hidup Barat yang  melandaskan nilai-nilai dualisme, sekularisme,humanisme, dan sofisme sehingga nilai-nilai  adab semakin menjadi kabur dan semakin jauhdari nilai-nilai hikmah ilahiyah. Kekaburan  makna adab atau kehancuran adab itu, dalampandangan Naquib, menjadi sebab utama dari  kezaliman, kebodohan, dan kegilaan.
Al-Attas more accepting ta'dib, rather thantaklim and tarbiyah. Because ta'dib includes more extensive, man as a subjectof education that are intended to share knowledge gained can bepracticedproperly and not abused by free will of the owner of the science, becausescience is not value-free (value free) but the fullvalue (value laden)[11]
Dalam masa sekarang ini, lazim diketahui bahwasalah satu kemunduran umat Islam  adalahdi bidang pendidikan. Dari konsep ta'dib seperti dijelaskan di atas, akanditemukan  problem mendasar kemunduranpendidikan umat Islam. Probelm itu tidak terkait masalah  buta huruf, melainkan berhubungan dengan ilmupengetahuan yang disalahartikan,  bertumpangtindih, atau diporakporanndakan oleh pandangan hidup sekular (Barat).
Akibatnya, makna ilmu itu sendiri telahbergeser jauh dari makna hakiki dalam Islam.  Fatalnya lagi, ini semua kemudian menjadi'dalang' dari berbagai tindakan korup (merusak) dan kekerasan juga kebodohan.Lahir kemudian pada pemimpin yang tak lagi mengindahkan  adab, pengetahuan, dan nilai-nilai positiflainnya. Untuk itulah, dalam amatan Naquib, semua  kenyataan ini harus segera disudahi dengankembali membenahi konsep dan sistem pendidikan Islam yang dijalankan selamaini.
Pada sisi lain, Al-Attas berpendapat bahwauntuk penanaman nilai-nilai spiritual, termasuk spiritual intelligent dalampendidikan Islam, ia menekankan pentingnya pengajaran ilmu fardhu ain. Yakni,ilmu pengetahuan yang menekankan dimensi ketuhanan, intensifikasi hubunganmanusia-Tuhan dan manusia-manusia, serta nilai-nilai moralitas lainnya yang membentukcara pandang murid terhadap kehidupan dan alam semesta. Al-Attas memandang  bahwa, adanya dikotomi ilmu fardhu ain danfardhu kifayah tidak perlu diperdebatkan.  Tetapi, pembagian tersebut harus dipandangdalam perspektif integral atau tauhid, yakni ilmu  fardhu ain sebagai asas dan rujukan bagi ilmufardhu kifayah. Al-attas classify their knowledge into two, namely Fardh ainand Fardh kifayah. Fardh ain is the science related to religion, whereas Fardhkifayah is a science which includes rational Sciences, intellectual andphilosophical.
Al-Attas menyatakan bahwa ta'lim ataupengajaran dan proses mempelajari keterampilan, betapapun ilmiahnya apa yangdiajarkan dan dipelajari itu mengandung muatan ilmu, tidak selalu harusdimaknai dengan pendidikan. Karena, menurut Al-Attas dalam pendidikan itu,harus ada sesuatu yang ditanamkan bersamaan dengan diajarkannya ilmu itu dalamwahana pendidikan yang di maksud berupa penanaman nilai.
Menurut Al-Attas tarbiyah dalam konotasinyayang sekarang merupakan istilah baru, yang selalu dikaitkan pada pemikiran yangmodernis. Istilah tarbiyah dengan makna pendidikan, tidak memperhatikansifatnya yang sebenarnya. Baginya, istilah tarbiyah mencerminkan konsep Barattentang pendidikan yang pada hakikatnya hanya mengacu pada segala sesuatu yangbersifat fisik dan material, yang tertuju kepada spesies hewan dan tidak dibatasikepada manusia.
Sementara ta'dib atau adab menurut Al-Attasadalah disiplin tubuh, jiwa dan run. Disiplin yang menegaskan pengenalan danpengakuan tempat yang tepat dalam hubungannya dengan kemampuan dan potensijasmaniah, intelektual, dan ruhaniah; pengenalan dan pengakuan akan kenyataanbahwa ilmu dan wujud ditata secara hirarkis sesuai dengan berbagai tingkat (maratib)dan derajatnya (darajat).
Istilah tarbiyah, ta'lim, dan ta'dib memilikiimplikasi filosofis yaitu penafsiran-penafsiran yang khas dari segi ontologis,epistemologis, dan aksiologis yang berimplikasi terhadap kajian reformulasimakna hakikat pendidikan Islam.
Di antara para pemikir dan intelektual muslimdunia yang cukup produktif saat ini tercatatlah seorang tokoh keturunan Arabdan Sunda (Indonesia) yang menjadi warga negaraMalaysia, yakni Syed MuhamadNaquib Al-Attas. Selain terkenal sebagai pengkaji sejarah, teologi, filsafatdan tasawuf yang serius, ia juga terkenal sebagai pemikir pendidikan Islam yangbrillian. Syed Muhamad Naquib Al-attas adalah pemikir kontemporer Muslimpertamayang mendefinisikan arti pendidikan secara sistematis.[12]
Berkaitan dengan defmisi pendidikan, Al-Attasmelihat bahwa saat ini telah terjadi perusakan bahasa-bahasa Islam dimasing-masing wilayah Islam, yang sebagiannya merupakan usaha sekularisasi,lewat topeng modernisasi, yang mungkin saja terjadi tanpa sepenuhnya disadaripelaku-pelakunya. Dalam konteks ini, apa yang perlu dilakukan adalah re-Islamisasibahasa-bahasa tersebut.[13]
Oleh karena itu term pendidikan dalam bahasaArab, menjadi salah satu objek kajian yang akan menjadi pembicaraan Al-Attas.Term-term tersebut adalah tarbiyah, ta'lim, dan ta'dib. Pembahasan term-termtersebut memiliki implikasi yang signifikan terhadap pandangan Al-Attasmengenai konsep ilmu, tujuan pendidikan, dan manusia sebagai sebuah sistem.
Penjelasan secara filosofis mengenai term-termtersebut dijelaskan oleh Syed Muhamad Naquib Al-Attas, sekaligus memuatpandangannya mengenai hakikat pendidikan menurut Islam, dalam pandangan SyedMuhamad Naquib Al-Attas.
Al-Attas menyatakan bahwa ta'lim ataupengajaran dan proses mempelajari keterampilan, betapapun ilmiahnya apa yangdiajarkan dan dipelajari itu mengandung muatan ilmu, tidak selalu harusdimaknai dengan pendidikan. Karena, menurut Al-Attas dalam pendidikan itu,harus ada sesuatu yang ditanamkan bersamaan dengan diajarkannya ilmu itu dalamwahana pendidikan yang di maksud berupa penanaman nilai.
Menurut Al-Attas tarbiyah dalam konotasinyayang sekarang merupakan istilah baru, yang selalu dikaitkan pada pemikiran yangmodernis. Istilah tarbiyah dengan makna pendidikan, tidak memperhatikansifatnya yang sebenarnya. Baginya, istilah tarbiyah mencerminkan konsep Barattentang pendidikan yang pada hakikatnya hanya mengacu pada segala sesuatu yangbersifat fisik dan material, yang tertuju kepada spesies hewan dan tidak dibatasikepada manusia.
Sementara ta'dib atau adab menurut Al-Attasadalah disiplin tubuh, jiwa dan run.  Disiplinyang menegaskan pengenalan dan pengakuan tempat yang tepat dalam hubungannyadengankemampuan dan potensi jasmaniah, intelektual, dan ruhaniah; pengenalan dan pengakuanakan kenyataan bahwa ilmu dan wujud ditata secara hirarkis sesuai dengan berbagaitingkat (maratib) dan derajatnya (darajat).
Istilah tarbiyah, ta'lim, dan ta'dib memilikiimplikasi filosofis yaitu penafsiran-penafsiran yang khas dari segi ontologis,epistemologis, dan aksiologis yang berimplikasi terhadap kajian reformulasimakna hakikat pendidikan Islam.
Al-Attas seperti yang dikutip oleh Daud[14],mengatakan bahwa orang yang terpelajar adalah orang yang baik, dan baik yangdimaksudkannya di sini adalah (adab) dalam pengertian yang menyeluruh, yangmeliputi keseluruhan spiritual dan material seseorang, yang berusaha menanamkankualitas kebaikan yang diterimanya. Oleh karena itu, orang yang benar-benarterpelajar didefinisikan Al-Attas sebagai orang yang beradab.
Selanjutnya ia menjelaskan, istilah ta'dibmerupakan mashdar dari kata kerja addaba yang berarti pendidikan. MenurutAl-Attas, Adabun berarti pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwapengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hirarkis sesuai dengan berbagaitingkat dan derajat tingkatan mereka dan tentang tempat seseorang yang tepatdalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kapasitas dan potensijasmaniah, intelektual, maupun rohaniah seseorang.
Berdasarkan pengertian Adab seperti itu,Al-Attas mendefinisikan pendidikan (menurut Islam) sebagai pengenalan danpengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia, tentangtempat-tempat yang tepat bagi segala sesuatu di dalam tatanan wujud sehinggahal ini membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat didalam tatanan wujud tersebut.
Bila dilihat secara seksama, pemikiran Al-Attasberawal dari keprihatinannya terhadap penyempitan makna terhadap istilah-istilahilmiah Islam yang disebabkan oleh upaya Westernisasi, Mitologisasi, pemasukanhal-hal yang magis (gaib) dan SekularisasL Oleh karena itu, Al-Attas memberikansolusi dengan konsepnya Islamisasi dan de-westernisasi (Al-Attas S. M., 2010).
Kesimpulan
Pada dasarnya, latar belakang pemikiranpendidikan Al-Attas terkait dengan gagasannya mengenai Islamisasi ilmu.Islamisasi ilmu adalah pembersihan dari penafsiran-penafsiran yang sekuler.Adapun langkah awal metodologi pemikiran Al-Attas, sesuai dengananalisis teorimetodologi filsafat pendidikan Islam, yaitu dengan menggunakan metode linguistik,pada pemikirannya mengenai tarbiyah, ta'lim dan ta'dib.
Penelitian Al-Attas mengenai tarbiyah, ta'lim,dan ta'dib, menghasilkan pemikiran bahwa hanya Ta'diblah yang layak untuk mewakilikata pendidikan dalam bahasa Arab. Pemikirannya ini berimplikasi pada pemikiranpendidikannya yang lain yaitu mengenai tujuan pendidikan Islam, ilmu danmanusia.
Epistemologi filsafat pendidikan Islam itudapat dilihat dari tiga aspek, yaitu; pertama, berdasarkan sumber penelaahan;epistemologi yang berasal dari qur'an-hadis, pemikiran tokoh, dan penelaahandari perilaku umat Islam yang disesuaikan dengan ruang dan waktu. Kedua,berdasarkan sifatnya, secara sistemik epistemologi filsafat pendidikan Islammelalui tahapan-tahapan tertentu diantaranya perenungan (contemplation) tentangsunnatullah sebagaimana dianjurkan dalam al-Qur'anul karim, penginderaan(sensation), penyerapan (perception), penyajian (representation), konsep(concept), timbangan (judgment), dan penalaran (reasoning). Ketiga, pada aspekmetodologi epistemologi filsafat pendidikan Islam dapat melalui beberapa carayaitu metode spekulatif, normatif, konsep, linguistik, dan metode historis.
Pada dasarnya Al-Attas mempunyai epistemologifilsafat pendidikan Islam tersendiri yang sangat kontras berbeda denganepistemologi Barat. Epistemologi Islam Al-Attas memiliki corak tersendiri dalammemahami Islam dari segi pendidikan. Menurut Al-Attas, epistemologi Islamadalah; pertama, Pandangan Islam mengenai realitas dan kebenaran dimaknai atasdasar metafisika dunia (yang tampak), dalam hal ini melalui kajian epistemologipengetahuan sains empirik dan kajian metafisika (tak tampak). Kedua, epistemologifilsafat Pendidikan Islam berdasarkan metodologi berfikir Integralistik(tauhidi) yang menggabungkan antara metode obyektif-subyektif,historis-normatif, tekstual-kontekstual. Ketiga, Epistemologi filsafatpendidikan Islam selalu bersumber kepada wahyu (agama), yang didukung oleh akaldan intuisi. Keempat, filsafat Islam yang mengkaji ontologi metafisika selaluberimplikasi terhadap kemajuan manusia. Kelima, konsep metafisika Tuhan dalamIslam itu berbeda dengan konsep Tuhan dalam agama lain.

 

Bibliography

Al-Attas, M. N. (1995). Islam dan filsafat Sains. Bandung: Mizan.
Al-Attas, S. M. (2010). Dewesternisasi Ilmu . Dewesternisasi Ilmu Jurnal Terjemahan Alam & Tamadun Melayu 1:2 3 - 20 , 3.
Badaruddin, K. (2007). Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Pemmikiran Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib Al-Attas). Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Pelajar.
Daud, W. M. (2003). Filsafat dan Praktek Pendidikan Islam Al-Attas. Bandung: Mizan.




[1] Wan MohdNor Wan Daud, Filsafat dan Praktek Pendidikan Islam Al-Attas, Mizan, Bandung,2003, hlm.48
[2] Ibid.
[3] SyedMuhamad Naquib Al-Attas banyak menghabiskan masa mudanya dengan membaca danmendalami
manuskrip-manuskrip sejarah, sastra, dan agama, sertabuku-buku klasik Barat dalam Bahasa Inggris yang
tersedia di perpustakaan keluarganya yang lain,lingkungan keluarga berpendidikan dan bahan-bahan bacaan
seperti inilah yang menjadi faktor pendukung danpemilihan kosa kata yang tepat, yang kelak akan
mempengaruhi gaya tulisan dan tutur bahasa Melayunya.Ibid
[4] Ibid.,hlm. 48
[5] PadaCongress International des Orientalist yang ke -29 di Paris pada tahun 1973Al-Attas dipercaya
memimpin diskusi panel mengenai Islam di AsiaTenggara. Dua tahun kemudian (1975) atas kontribusinya
dalam perbandingan filsafat, dia dilantik sebagaianggota Imperial Irian Academy of Philosophy, sebuah
lembaga yang anggotanya antara lain terdiri daribeberapa orang profesor yang terkenal, seperti Henry Corbin,
Syed Hossen Nashr, dan Toshihiko Izutsu.
[6] Ibid.,Daud, hlm. 50-54
[7]Ibid, Daud. hlm. 339
[8] Badaruddin,K. (2007). Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Pemmikiran Prof. Dr. SyedMuhammad Naquib Al-Attas). Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Pelajar.

[9] Ibid, page 36
[10] Al-Attas, Islam dan filsafat Sains,Mizan, Bandung, 1995, hlm. 14.
[11] Ibid, Kemas page 34
[12] Ibid, Daud page 76
[13] Ibid.,Al-Attas, 1995, hlm. 14
[14] Ibid, Daud page 77

20.02 by Taufiq Affandi Simon · 0

Senin, 19 Desember 2011

Resolusi Juara 2012 memang juara 2012




Resolusi Juara 2012. Menanggapi kata-kata Resolusi Juara 2012, ada konotasi harapan dalam kata-kata itu, kalo menurut saya konotasi yang tepat adalah menuju internet juara 2012 yang lebih baik.

Tahun 2011 akan segera berakhir, kini Pada tahun 2012 ini merupakan momentum yang tepat untuk mengubah segala-galanya. Resolusi juara 2012 harus ada perubahan yang signifikan pada diri kita terutama pada action kita, Loh melalui apa?




Mengapa harus internet?, Resolusi dari segelintir masyarakat indonesia yang sadar akan nilai positif dari internet akan berujar" Internet adalah suatu kebutuhan" bagaimana tidak, kita bisa tahu apa yang terjadi di seluruh penjuru dunia hanya dengan duduk di depan layar dan memainkan jari kita. Praktis bukan? tapi ada kendala yang lebih mendasar untuk merealisasikan hal tersebut. Ingat kita sedang resolusi 2012

Loh kenapa lagi?

Koneksi internet itu sendiri
  
Gak lucu kan, jika kita membuka browser pada komputer kita terus yangkeluar malah simbol LOADING, Nah maka dari itu, Ane rekomendasikan Salah satu juara nya internet adalah Telkomspeedy. Siapa yang tidak tahu dengan Telkomspeedy salah satu pelopor majunya internet di Indonesia. dengan pelayanan nya yang ikut membantu para masyarakat untuk menyebarkan berita hingga kita tahu kabar di dunia belahan manapun. Mau fitur lengkapnya, Klik disini

Banyak sekali fiturnya, tetapi yang paling menarik adalah:

SpeedyHome Monitoring

Speedy Home Monitoring merupakan layanan yang menawarkan jasa full web-based surveilance dimana pengguna dapat melakukan akses live and recorded video menggunakan browser yang terhubung ke internet. Speedy Home Monitoring menyediakan media penyimpanan yang ditangani secara terpusat sehingga pengguna hanya perlu menyediakan kamera. Pengguna nantinya tidak direpotkan lagi dengan urusan penyediaan penyimpanan data dan penyediaan server.

Jadi, Agan-agan, untuk memberikan rasa nyaman dan aman saat kita bepergian. Speedy hadir dengan "Speedy Home Monitoring" sebagai solusi tepat untuk mengetahui situasi dan kondisi rumah, kantor atau toko kita saat bepergian.


Memang Speedy ini Resolusi juara 2012 banget, secara kita tidak memerlukan anjing penjaga lagi. sudah banyak tuh kasus yang melaporkan majikan diserang anjing penjaga rumahnya sendiri. 


Speedy Home Monitoring adalah fitur Speedy yang merupakan layanan security untuk memantau kondisi tempat yang dianggap penting saat berpergian. Functional benefit yang didapat dari fitur ini adalah dapat dipantau secara live melalui web browser yang terhubung ke internet baik melalui komputer ataupun smartphone,media penyimpanan (storage) yang terpusat dan menggunakan Internet Protocol (IP) static sehingga koneksi lebih terjamin.  Memang Resolusi Juara 2012.


all about making money in twitter,blogger and internet

22.05 by Taufiq Affandi Simon · 33

Dapat Uang Lewat Twitter



Twitter sekarang ini mempunyai fungsi yang beragam, dari mulai saling say hello sampai menawarkan barang alias beriklan punada di twitter ini, yaa tergantung mau difungsikan apa akun kita itu.

Dengan banyaknya pengguna Twitter yang berkembang dengan pesat setiap harinya, membuat Twitter mempunyai potensi yang besar. Banyak perusahan yang menggunakan Twitter sebagai media promosi dan beriklan. Melihat potensi yang cukup besar, kita pun bisa mengolah account twitter kita untuk menghasilkan uang. Dari mulai sponsoredtweet, twitad, dan lain-lain.

Berikut ini adalah cara yang pernah saya coba untuk menghasilkan uang dengan menggunakan twitmob, Bneran gan, bukan scam. Kalo belum percaya buka link ini:

Cara kerja dari TwtMob sendiri cukup mudah, Pertama anda mendaftar dulu di TwtMob, lalu bila ada job, TwtMob akan mengirim email kepada Anda untuk nge-tweet iklan atau promosi pada account twitter. Menurut pengalaman Saya agar lebih mudah mendapat job dari TwtMob, Anda harus mengisi dengan lengkap profile anda pada TwtMob. Penghasilan akan dibayarkan jika Anda telah mencapai batas payout $50. TwtMob membayar melalui alamat Paypal. TwtMob juga memiliki program referral 10%, menarik bukan. Jika tertarik bergabung silakan melalui link ini.


all about making money in twitter,blogger and internet

21.22 by Taufiq Affandi Simon · 2

The Role of Religion and Spirituality in Development of Character



The Role of Religion and Spirituality in Development ofCharacter
By Muh Hamim
NIM 10110254

Hakikat Pendidikan
1.     Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu system yangmemproses peserta didik menjadi manusia yang memiliki potensi, kompetensi, dankualitas fisik, intelektualitas , spiritual, serta sikap dan perilaku yanglebih baik
2.     Kualitas produk pendidian selalu dipengaruhi oleh factorinstrumental dan factor sosio cultural
Tugas dan Peran Pendidikan
Dalam paradigm Islam, pendidikan mempunyai fungsi dan tugas.Yaitu :
a.      Transfer of belief
b.     Transfer of knowledge
c.      Transfer of value
d.     Transfer of skill
Pendidikan karakter merupakan bagian integral dalampandangan pendidikan Islam, (terdiri dari keimanan, spiritual, moral dan etika)
Setiap agama setidak-tidaknya mempunyai pilar-pilardoktrin yang mempengaruhi pandangan, sikap dan perilaku pemeluknya yaitu :
a.      Berupa credo (aqidah/keyakinan)
b.     Berupa ritus (ibadah)
c.      Berupa moral
Agama Islam mempunyai pilar lain yang besarpengaruhnya terhadap sikap dan perilaku pemeluknya yakni berupa Islamic law (Syari’ah)dan berupa spiritualitas (tasawuf)
Arus globalisasi telah membentuk masyarakat globaldengan cirri-ciri
a.      Masyarakat yang terbuka tanpa batas (borderlesssociety)
b.     Masyarakat ilmiah (scientific society) yang kritis danrasionalis
c.      Masyarakat yang materialis dan hedonis (materialisticand hedonistic society)
d.     Masyarakat yang serba bersaing (mega competitivesociety)
e.      Masyarakat yang dekaden dan liberalis (decadent andliberalistic society)
Pembentukan dan pelestarian karakter bangsa dapatdijalankan melalui beberapa cara. Yaitu :
1.     Melalui factor genetika (fitrah)
2.     Melalui internalisasi nilai-nilai agama
3.     Melalui pendidikan dan pembiasaan
4.     Melalui lingkungan sosio-kultural (keluarga,masyarakat dan budaya)
5.     Melalui pengaruh keteladanan pemimpin, elit masyarakatdan pejabat
6.     Melalui rekayasa politik
Ada beberapa basis pendidikan karakter yaitu :
a.      Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai religious (konservasinilai-nilai suci)
b.     Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai budaya(konservasi cultural)
c.      Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konsevarigood environment)
d.     Pendidikan karakter berbasis potensi diri (konservasihumanis)
Sampai sekarang pendidikan Islam di dunia masihmengalami ketertinggalan dalam banyak hal, antara lain :
1.     Kuantitatif dan kualitas SDM kependidikan yang masihterbatas
2.     Metodologi dan teknologi pendidikan belum canggih
3.     Lemahnya jaringan institusi dan informasi kependidikan
4.     Kualitas manajemen pendidikan yang belum memuaskan
5.     Lemahnya program dan pendanaan research sertapenulisan ilmiah
Di satu sisi lain, pendidikan juga mengalami perubahandan beberapa tantangan yaitu :
1.     Ilmu pengetahuan dan teknologi mengambil posisisentral mempengaruhi bukan saja gaya hidup sehari-hari manusia, tetapi juga mempengaruhinilai-nilai agama, moral dan seni
2.     Nilai agama dan moral akan berlangsung tertantang dantidak mustahil akan menimbulkan system nilai baru yang berbeda dari apa yangdikenal selama ini
3.     Pengaruh teknologi yang semakin menguasai pola hidupmanusia sehari-hari, tidak lagi menjadi masalah di lingkungan masyarakatteknologi, tetapi meluas menjadi masalah etis dan estetis, yang memerlukanre-interpretasi dan rekontekstualisasi



2. Opinion
Memang sangat benar yang dikatakan dan yang dipikirkanbeliau. Sama seperti Naquib Al-attas. Pemikir pendidikan dengandewesternisasinya dan ta’dibnya.
Ada beberapa asset yang memang harus diperhatikan,yaitu asset intelektual, asset social, asset financial, asset manajerial, danasset jaringan. Kesemua asset itu mempunyai peranan penting dalam pendidikan(khususnya di Indonesia).
Beberapa permasalahan yang tidak begitu kelihatan jugamenjadi salah satu masalah pendidikan di dunia ini. Banyak tantangan telah muncul di tengah-tengahkebingungan manusia di sepanjang sejarah, tetapi barangkali tidak ada yanglebih serius dan lebih merusak ke atas manusia dari tantangan yang dibawaperadaban Barat hari ini. Saya berani mengatakan tantangan terbesar yangmuncul secara diam-diam pada zaman kita adalah tantangan ilmu, sesungguhnyabukan sebagai lawan kebodohan, tetapi ilmu yang dipahami dan disebarkan keseluruh dunia oleh peradaban Barat; hakikat ilmu telah menjadi bermasalahkarena ia telah kehilangan tujuan hakikinya akibat dari pemahaman yang tidakadil. Ilmu yang seharusnya menciptakan keadilan dan perdamaian, justrumembawa kekacauan dalam kehidupan manusia; ilmu yang terkesan nyata, namunjustru menghasilkan kebingungan dan skeptisisme, yang mengangkat keraguan dandugaan ke derajat 'ilmiah' dalam hal metodologi dan menganggap keraguan sebagaisarana epistemologi yang paling tepat untuk mencapai kebenaran; ilmu yang untukpertama kalinya dalam sejarah itu telah membawa kekacauan ke tiga pemerintahalam: hewan, tanaman dan bahan galian. Butuh untuk saya tekankan di sinibahwa ilmu itu tidak netral, dan tentu saja dapat dimasuki dengan suatu sifatdan konten yang menyamar sebagai ilmu. Tetapi hakikatnya, jika diamatisecara keseluruhan, ia bukanlah ilmu yang benar, melainkan hanya berupatafsiran-tafsiran melalui prisma pandangan alam, sebuah pandangan intelektualdan persepsi psikologi dari peradaban yang memainkan peran kunci dalamperumusan dan penyebarannya pada saat ini. Apa yang dirumuskan dandisebarkan adalah ilmu yang dimasuki karakter dan kepribadian peradaban itu.

17.18 by Taufiq Affandi Simon · 0