Orang Miskin Dilarang Kuliah di UIN Malang

Pendidikan vs Pengemis DLL

Orang miskin dilarang kuliah di UIN Malang? apa orang miskin dilarang kuliah di UIN Malang, tapi lihat dulu penjelasannya. UIN Malang adalah salah satu kampus / Universitas Islam di indonesia yang berada dibawah naungan Departemen Agama (DEPAG). Tahun 2011 mendatang, kampus ini mengadakan perubahan anggaran keuangan sekitar 40% dari biasanya. untuk Fakultas Saintek Rp.950.000 menjadi Rp.1.500.000, sedangkan untuk Fakultas nonsaintek dari Rp.850.000 menjadi Rp.1.250.000. Dari keputusan tersebut banyak dari kalangan mahasiswa yang mengeluh karena menurut mereka selama ini yang diberikan UIN kepada mereka (back over) masih kurang maksimal. Tetapi tidak sedikit juga dari kalangan mahasiswa yang mengatakan" semuanya sudah diatur" Mereka yakin bahwa dibalik kenaikan harga itu ada perubahan yang signifikan(moving forward) untuk kemajuan UIN dimasa mendatang, toh melihat cita-cita UIN untuk menjadi Universitas Terbesar ke-dua di dunia menjadi lebih masuk akal  (Let's see).. 

Hal ini menjadi subjektif jika kita memandang dari sudut pandang pemilik modal.Maksudnya, kita tahu bahwa harga 1.5 jt untuk tingkatan Universitas di Indonesia ini masih tergolong murah, tetapi saya kira perubahan model pandangan kedepan tidak harus mengubah anggaran dana.

Kita lihat sejarah Indonesia, terutama pada masa bergulirnya Bapak Soeharto, Semua Meneriakkan Reformasi,Reformasi,,. tetapi setelah kita sadar, kita mulai bosan meneriakan reformasi, lidah kita mulai kelu, tenggorokan kita mulai kering,, tapi KKN tak pernah surut, kemiskinan, pengangguran, kebodohan seolah-olah menjadi makanan kita sehari-hari.

Melihat dari pelajaran tersebut, masyarakat indonesia terutama mahasiswa tampaknya sudah bosan dengan kata-kata bijak para pemimpin. Yang mahasiswa butuhkan adalah Proove dari pemimpin. Jadi logikanya, maksimalkan dana Rp.850.000(dana yang belum dinaikkan) atau Naikkan harga dengan bukti dan kejelasan yang nyata (transparansi). Peningkatan Kualitas Pengajaran, sarana, dan Kinerja karyawan.

 Perubahan itu perlu tapi tidak harus bersamaan dengan perubahan anggaran yang membikin masyarakat korban para pejabat yang korup itu menjadi gentar untuk menyekolahkan anak cucunya ke jenjang Universitas. 

Indonesia, tampaknya sudah kerasukan budaya Bisnisisme. Bahkan Pendidikan-pun sekarang menerapkan azaz jal beli yang mana qualitas barang bagus, harganya juga cantik, mencapai 7 digit lebih.(hancur dah mesin penghitung). sebenarnya hal ini sudah menyalahi tujuan pendidikan yang murni seperti yang dituturka Pada Pembukaan UUD 1945 "Untuk mencerdaskan Bangsa". tapi realitas yang ada, pendidikan digunakan untuk Memperkaya kantong para pemilik modal dan pembuat sistem.

Coba kita renungkan sejenak, apa yang diharapkan oleh masyarakat miskin akan nasib pendidikan anak-anaknya. Pedagang kaki lima, abang tukang becak, dan lain-lain. Semua serempak mengatakan "buat makan sehari-hari aja susah, apalagi mikirin pendidikan" dan apa yang dikatakan pemilik modal yang matrelialis " salah Lo sendiri, ngapain jadi orang kecil"

Kalian semua yang menilai dan menetukan keadaan kalian, tidak usah menunggu kesempatan datang, tapi carilah kesempatan itu. Di tangan pemudalah masa depan akan di raih. good luck.

all about making money in twitter,blogger and internet